Abaikan Seruan Dunia, Netanyahu: Israel Tak Akan Berhenti Sampai Hamas Lenyap
"Anda tidak boleh melakukan itu kepada saudara negara demokrasi," tambahnya.
Meski ada peringatan internasional, Netanyahu pada Jumat (15/3) tetap menyetujui rencana militer untuk melakukan operasi darat di Rafah, di mana lebih dari 1,4 juta orang mengungsi dari perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
"Kami akan beroperasi di Rafah. Ini akan memakan waktu beberapa minggu, tapi itu akan terjadi," kata Netanyahu.
"Mereka yang bilang bahwa operasi di Rafah tidak akan terjadi adalah mereka yang sama mengatakan bahwa kami tidak akan masuk ke Gaza, ..."
"...kami tidak akan beroperasi di Shifa, kami tidak akan beroperasi di Khan Younis, dan kami tidak akan melanjutkan perang setelah gencatan senjata (seminggu pada November)," tambahnya.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.600 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan hampir 73.700 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel menolak menghentikan perang di Gaza sampai kembalinya lebih dari 130 sandera yang ditahan oleh Hamas sejak Oktober lalu, sementara kelompok Palestina menuntut diakhirinya serangan Israel untuk setiap kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.
Israel telah melancarkan operasi militer di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Legislator Golkar Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink, Ini Alasannya
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Aksi Solidaritas Palestina, Mahasiswa Serukan Boikot Produk Terafiliasi Israel