Abaikan Trump, Imigran Honduras Terus Bergerak Menuju AS
jpnn.com - Tujuannya Amerika Serikat (AS). Tapi, untuk mencapai negara tersebut, ribuan migran asal Honduras itu harus lebih dahulu masuk Meksiko.
Maka, berbondong-bondonglah mereka mengakses Meksiko melalui Guatemala dan El Salvador. Arus migran yang oleh AS disebut caravan itu diperkirakan tidak akan pernah bisa masuk Negeri Paman Sam.
Presiden Donald Trump tidak akan menoleransi caravan. Jumlah mereka yang terus meningkat di perbatasan Meksiko-AS membuat pemimpin 71 tahun itu berang.
Dia pun berancang-ancang mengirimkan pasukan ke perbatasan. Para migran yang nekat menerobos penjagaan ketat militer itu akan ditindak tegas.
"Saya harus tegas meminta Meksiko menghentikan semua ini. Jika mereka tidak mampu, terpaksa saya mengerahkan pasukan AS untuk menutup perbatasan di sisi selatan!" cuit Trump sebagaimana dilansir Reuters kemarin, Jumat (19/10).
Ratusan migran asal Honduras tiba di Guatemala City sejak Rabu (17/10). Barisan terdepan caravan itu memilih beristirahat sejenak di ibu kota Guatemala tersebut sambil menunggu rombongan yang lain.
Jika ingin nekat menerobos barikade 100 polisi di perbatasan Guatemala-Meksiko, mereka harus kompak. Maka, mereka sengaja menunggu para migran terkumpul.
Di antara para migran yang bersiap menerobos jajaran aparat di Agua Caliente, Guatemala, itu ada Abigail Castro. Sambil memeluk putranya, dia membungkus dokumen dan uang dengan plastik.
"Saya butuh uang ini untuk masa depan anak saya," ungkapnya. Karena itu, dia berusaha mengamankannya sampai tiba di AS.
Tujuannya Amerika Serikat (AS). Tapi, untuk mencapai negara tersebut, ribuan migran asal Honduras itu harus lebih dahulu masuk Meksiko
- Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time