Abdul Khak Beberkan Alasan Program Literasi Belum Berdampak Signifikan

Menurut dia, tidak ada ukuran dan kepastian tentang kompleksitas bacaan dilihat dari jumlah kata yang sebenarnya sudah dikuasai pembaca, struktur kalimat, dan model wacananya.
Abdul Khak mengatakan tidak ada kesepahaman di antara komunitas sekolah dan pemerintah daerah tentang pembelajaran literasi, akibatnya praktik pendidikan literasi sangat beragam antarsekolah.
Praktisi perbukuan nasional Bambang Trim menilai kompetensi guru yang tidak selalu memenuhi kualifikasi untuk mengajarkan pendidikan literasi. Di samping itu, fasilitas perpustakaan dan pustakawan yang tidak selalu memadai.
“Dan, yang belum beranjak, minat baca siswa khususnya dan masyarakat umumnya masih tergolong rendah,” ujar Bambang.
Oleh karena itu, menurut Bambang, buku berbasis literasi harus dapat membangkitkan minat seseorang untuk membacanya dan menimbulkan rasa senang.
Pegiat literasi harus memahami bacaan-bacaan yang menimbulkan kesenangan pembaca kanak-kanak dan pembaca anak-anak.
“Pembaca kategori inilah yang berpotensi ‘menyelamatkan’ keliterasian kita,” kata Bambang Trim.
Sementara itu, Dewi Nastiti Lestariningsih dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, memberikan informasi link buku yang sangat penting untuk kegiatan literasi.
Abdul Khak menilai program literasi selama ini belum berdampak signifikan meski banyak pihak telah melaksanakannya.
- 5 Berita Terpopuler: Jadwal Tes PPPK Sudah Keluar, 6 Fakta Terungkap, Komitmen Tegas
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Baik, Honorer Silakan Mempersiapkan Diri, Jadwal Tes PPPK Sudah Keluar?
- 5 Berita Terpopuler: ASN & Honorer Mendukung Tata Kelola Guru Diambil Pusat, Ketum PGRI Memohon kepada Mendikdasmen
- ASN dan Honorer Dukung Tata Kelola Guru Diambil Alih Pusat
- 5 Berita Terpopuler: Menanti Hasil Demo Honorer, Penanganan Guru Diambil Alih Pusat, Rusak!
- 5 Berita Terpopuler: Terungkap, Ribuan Honorer Resmi jadi PPPK Sebentar Lagi, Tunjangan Langsung ke Rekening