Abdullah Listrik

Oleh: Dahlan Iskan

Abdullah Listrik
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Sudah 300 anak muda yang ia bina. Sukarela. Tanpa pamrih apa-apa.

Sudah waktunya Abdullah memikirkan dirinya sendiri: agar lebih besar.

Di awal mudanya dulu Abdullah, asal Tegal, membuka kios reparasi laptop. Di Yogyakarta. Sampai punya tujuh orang karyawan.

Usaha itu berakhir dengan pahit. Saat Covid tiba, reparasi laptopnya harus ditutup.

Abdullah pun mengajak tujuh karyawannya bicara: mereka akan ke mana. Yang ditanya tidak bisa menjawab. Mereka pasrah. Ikut Abdullah. Ke mana pun.

Karena Covid itu Abdullah harus pindah ke Bantul. Ke kampung istrinya. Dia belum tahu akan berbuat apa di Bantul. Tujuh orang itu pun ikut Abdullah ke Bantul. Jadi apa saja.

Merasa harus bertanggung jawab ke tujuh orang itu Abdullah berpikir: buka bengkel mobil listrik.

"Ternyata yang datang pertama justru sepeda motor listrik," ujar Abdullah.

Saya pun diminta tampil di panggung. Di arena pameran makanan dan minuman terbesar di Tiongkok ini. Di situ kami bisa promosi Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News