Abdullah Sonata Siap Melawan
Nama DPO Teror Pengganti Dulmatin Kirim Pesan via Internet
Minggu, 16 Mei 2010 – 07:32 WIB
Sonata berharap, teman-temannya yang belum bergabung dalam kelompok teror segera terlibat. Dia mencoba merayu dengan membangkitkan masa lalu mereka. "Masih ingatkah antum ketika kita amaliyah bersama di front jihad Ambon, di Poso, dan tempat lainnya" Masih ingatkah antum ketika kita terombang-ambing di lautan dan kelelahan melintasi pegunungan dalam rangka menyongsong kematian?" tulis Sonata.
Tampaknya, teroris berusia 32 tahun itu juga tak ingin tertangkap hidup-hidup. "Tidak mungkin kita bisa meraih keutamaan ini tanpa amal jihad fii sabiilillah, tidak mungkin kita meraih kemenangan tanpa terbunuh di jalan Allah, tidak mungkin Allah memberikan rezeki sebagai syahid kalau kita cuma duduk-duduk saja," tulisnya. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang menegaskan, perburuan terhadap Sonata masih berlanjut. "Semua nama DPO, termasuk Sonata, kita harap bisa segera tertangkap oleh tim yang tak kenal lelah di lapangan," katanya.
Mantan juru bicara kasus bom Bali 1 itu meminta bantuan masyarakat jika memperoleh informasi tentang para buron polisi, termasuk Abdullah Sonata, untuk menginformasikan kepada aparat. "Kerja memberantas terorisme tak bisa ditanggung sendiri oleh polisi, harus ada bantuan dari warga," katanya. Edward meminta ketua RT dan RW meningkatkan kewaspadaan jika ada laporan dari warga tentang aktivitas yang mencurigakan. "Bisa melalui polisi sektor atau aparat setempat di sekitar tempat tinggal," ujarnya.
Secara terpisah, pengamat terorisme Rakyan Adibrata SH menilai, surat Sonata di website sengaja dibiarkan oleh Densus 88 Mabes Polri. "Tujuannya agar bisa dilacak siapa saja simpatisan mereka, misalnya yang posting atau yang mengakses," kata dia. Peneliti dari Research Center for Terrorism and Security itu menjelaskan, internet protocol (IP) address bisa digunakan sebagai dasar Unit Cybercrime Densus 88 untuk melacak jejak Sonata. "Tapi, jangan disamaratakan seolah-olah semua yang mengakses website itu teroris," tuturnya.
JAKARTA -- Teroris paling diburu oleh Densus 88 Mabes Polri saat ini, Abdullah Sonata, menyatakan tak mau menyerah. Sonata justru meminta dukungan
BERITA TERKAIT
- Survei Kepuasan Publik Capai 80 Persen, Prabowo: Kami Bekerja Tanpa Lelah
- Pimpinan KPK Baru Didesak Proses Jampidsus yang Diduga Terlibat di Pelelangan Aset Rampasan
- Soal Survei Kinerja 100 Hari Prabowo, Jubir Kementrans: Terbukti Merakyat
- Mbak Ita Sering Absen di Balai Kota, Pemkot: Statusnya Masih Wali Kota Semarang
- Disiapkan Regulasi Pengangkatan Honorer jadi PNS & PPPK
- Korupsi Fasilitas Kredit LPEI, KPK Periksa Bos BJU Grup