Aborigin Australia: COVID Bukan Pandemi Pertama Kami

Aborigin Australia: COVID Bukan Pandemi Pertama Kami
Australia Plus

Tapi di samping kelangsungan hidup orang-orang Aborigin, ada pula penderitaan yang berkelanjutan.

Profesor Troy mengatakan wabah penyakit historis memiliki dampak yang bertahan lama.

"Perkembangan hasil kesehatan yang buruk bagi orang Aborigin dimulai pada saat itu."

"Apakah orang sengaja diinfeksi, atau terjadi secara kebetulan, efeknya tetap sama: keadaan hidup yang berubah, ketidakmampuan untuk melanjutkan gaya hidup yang jauh lebih sehat."

Saat ini, tingkat harapan hidup orang Aborigin dan Kepulauan Selat Torres lebih rendah, tingkat kematian bayi lebih tinggi, dan tingkat penyakit fisik dan psikologis juga lebih tinggi.

"Sebagai pria Aborigin berusia 67 tahun ini, saya termasuk berumur panjang," ujar Profesor Maynard.

Upaya Australia menutup kesenjangan kesehatan antara pendatang dengan penduduk asli ini sangat lambat.

"Kami terus terpuruk dalam statistik kesehatan terburuk di negara ini. Semuanya mengarah kembali ke momen awal itu," ujar Profesor Maynard.

Ada wabah penyakit yang tak akan pernah dilupakan oleh orang Aborigin Australia meskii terjadinya ratusan tahun sebelum COVID-19 lahir dan meneror dunia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News