Aborigin Australia Masih Menuntut Permohonan Maaf Kerajaan Inggris
Di tempat lain, Karibia misalnya, beberapa negara anggota Persemakmuran telah memperdebatkan pemutusan hubungan dengan monarki.
Dalam kunjungan ke Jamaika, Pangeran William dan Kate, Duchess of Cambridge, dihadapkan dengan pengunjuk rasa yang menyerukan permintaan maaf dan upaya perbaikan atas dampak perbudakan dan penganiayaan sepanjang sejarah dilakukan.
Raja Charles telah mengisyaratkan dirinya sadar bahwa negara-negara ini akan terus memperdebatkan keterlibatan mereka di Persemakmuran, tapi mengatakan tahun ini "setiap negara anggota berhak untuk membuat keputusan".
Bibi Fay Carter berharap permintaan maaf resmi akan dilakukan keluarga kerajaan atas ketidakadilan yang menimpa penduduk asli Australia di bawah pemerintahan kolonial Inggris.
"Gestur ini hanya akan membuat kita merasa seolah-olah mereka peduli tentang apa yang terjadi di masa lalu … itu akan membantu kita melunakkan pikiran kita tentang monarki," katanya.
"Ini adalah sejarah mereka juga, bukan hanya sejarah kita dan semoga [Raja Charles] akan memiliki sikap yang berbeda dan mungkin tidak se-konservatif Ratu."
Ia berharap suatu hari akan ada perjanjian yang mengakui kesalahan masa lalu.
"Akan baik jika [Raja Charles] dapat menemukan sesuatu yang dapat membantu kita mengatasi rasa sakit dan penderitaan yang dialami rakyat kita oleh rakyatnya."
Wafatnya Ratu Elizabeth II meninggalkan kesan dan luka bagi warga Aborigin di Australia
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air
- Sejumlah Berita dari Indonesia yang Menarik Perhatian Australia di 2024