Abraham: Saya Biasa Hadapi Koruptor
Sabtu, 03 Desember 2011 – 12:23 WIB
JAKARTA - Wajah Abraham Samad nampak sumingrah saat ditemui di Jakarta tadi malam. Bahkan begitu dirinya terpilih menjadi ketua KPK, pria yang khas dengan kumis tebalnya itu langsung menjadi rebutan dua stasiun televise swasta untuk dihadirkan sebagai narasumber di dua tempat yang berbeda dengan waktu yang relative berdekatan. Namun dia pun memenuhi semuanya.
"Saya mendengar kalau saya terpilih jadi ketua waktu di jalan," kata Abraham. Dia pun mengaku sangat terkejut dirinya dipercaya sebagai orang nomor satu di lembaga anti korupsi itu. Dia pun merendah bahwa tujuannya ke Jakarta untuk melamar sebagai pimpinan KPK adalah untuk memberantas korupsi dengan skala besar. "Namun saya tidak punya impian untuk menjadi ketua. Tapi ternyata saya dipercaya," katanya.
Baca Juga:
Memang, terpilihnya Abraham sebagai Ketua KPK mengejutkan banyak pihak. Dia pun mampu meraup suara tertinggi dan meninggalkan para saingannya dengan suara yang sangat jauh. Yakni 43 suara dari total 55 suara. Padahal Abraham sebekumnya hanya dikenal sebagai aktivis antikorupsi lokal di Sulawesi Selatan hingga menjadi seorang advokat.
Saat ditanya apakah dirinya siap menjajal kerasnya ibukota apalagi menjadi Ketua KPK memiliki resiko yang sangat tinggi, dia hanya menjawab dengan tenang. "Saya sudah biasa menghadapi para koruptor. Rumah saya pernah dirusak. Wartel punya istri saya pernah diserang koruptor sampai hancur. Jadi tenang saja," ujarnya dengan nada dingin.
JAKARTA - Wajah Abraham Samad nampak sumingrah saat ditemui di Jakarta tadi malam. Bahkan begitu dirinya terpilih menjadi ketua KPK, pria yang khas
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Bantuan Pengamanan, PTPN IV Jalin MoU dengan Polda Sumut
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi