Abrasi Pesisir Tangerang Makin Parah, Lahan Produktif Hilang Ditelan Air Laut

Abrasi Pesisir Tangerang Makin Parah, Lahan Produktif Hilang Ditelan Air Laut
Tanggul laut atau yang kini populer disebut pagar laut yang membentang di pesisir utara Tangerang sengaja dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Foto: Source for jpnn

jpnn.com, KABUPATEN TANGERANG - Pesisir merupakan wilayah yang seringkali rawan terhadap bencana banjir, abrasi, penurunan tanah (land subsidence) serta intrusi air laut.

Beberapa wilayah pesisir di Indonesia yang rawan terhadap bencana tersebut meliputi pantura Jawa, Lampung, Palembang, Aceh, Sumatra Barat, Manado, Minahasa, dan Pulau Sumbawa.

Problem tersebut telah mencapai tahapan kritis, karena banyak lahan produktif yang hilang akibat abrasi.

Salah satu dampak nyata terjadinya abrasi berada di pesisir Tangerang, tepatnya di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji.

Rudianto (35), ketua RT 06 Kejaron 11, Desa Kohod, mengungkap bagaimana batas empang yang dulu menjadi pemisah antara daratan dan lautan, kini telah tergerus.

Rumah serta empang milik warga yang dulunya berdiri kokoh tak jauh dari tepi pantai kini harus berpindah jauh dari bibir laut, menjauh dari ancaman air yang semakin mendekat.

"Kalau empang sih memang dulu batasnya, kalau nggak salah, itu yang ada patokannya tuh di sana (menunjuk tumpukan bambu), yang paling tengah tuh. Itu empang," kata Rudianto.

Memang, sejak dua dekade lalu, air laut mulai merangsek lebih jauh ke daratan, bahkan mengancam keberadaan empang yang menjadi tumpuan hidup sebagian warga kala itu.

Sejak dua dekade lalu, air laut mulai merangsek lebih jauh ke daratan Kabupaten Tangerang. Hampir 1 kilometer yang dahulu daratan, kini telah menjadi perairan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News