Abu Gunung Islandia Tak Pengaruhi Pelancong Singapura
Rabu, 25 Mei 2011 – 12:57 WIB
SINGAPURA - Sejumlah agen perjalanan di Singapura menyatakan bahwa terkait sebaran abu vulkanik dari Gunung Grimsvoetn di Islandia, sejauh ini belum ada pengaruh dalam intensitas perjalanan di Singapura, dari dan ke Eropa. Sementara itu maskapai Singapore Airlines, sebagaimana dikutip Channel News Asia, Selasa (24/5) malam, menyatakan bahwa mereka terus mengamati secara cermat data pergerakan dari abu vulkanik tersebut. "Dalam krisis abu vulkanik Islandia tahun lalu itu, pihak berwenang di bandara-bandara Eropa menerapkan tindakan dan aturan yang sangat agresif, termasuk dengan menutup bandara-bandara utama di kota-kota seperti London, Paris dan Barcelona. Hal itu berdampak pada pembatalan penerbangan besar-besaran," ujarnya.
Pihak Singapore Airlines pun memastikan bahwa sejauh ini, penerbangan mereka dari dan ke Eropa, belum merasakan dampak dari kejadian tersebut. Sekadar info, sejumlah besar warga Singapura tercatat senantiasa menjadikan Eropa sebagai salah satu tujuan bepergian favorit mereka, antara lain karena faktor nilai tukar mata uang yang relatif menguntungkan.
Kendati demikian, agen-agen perjalanan saat ini mengatakan bahwa mereka masih harap-harap cemas akan adanya dampak besar dari sebaran abu vulkanik di kawasan Eropa itu. Alicia Seah dari CTC Travel Marketing misalnya, menyebut bahwa pengalaman kejadian tahun lalu (sebaran abu dari Gunung Eyjafjallajoekull, Red) telah membuat mereka khawatir.
Baca Juga:
SINGAPURA - Sejumlah agen perjalanan di Singapura menyatakan bahwa terkait sebaran abu vulkanik dari Gunung Grimsvoetn di Islandia, sejauh ini belum
BERITA TERKAIT
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Ekonomi Vietnam Makin Maju, Hanoi Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Korsel
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
- CDC: Kasus Norovirus di Amerika Serikat Terus Meningkat Tajam