Abu Mulai Mengarah ke Probolinggo-Pasuruan

Satgas Siapkan Masker dan Salep Mata

Abu Mulai Mengarah ke Probolinggo-Pasuruan
Pagi hari arah angin yang biasanya ke arah barat daya mendadak berubah ke arah Timur Laut. hujan abu vulkanik membuat sedikit kepanikan warga Ngadisari di kecamatan Sukapura yang berjarak 3 km dari kawah Bromo. Dinas Kesehatan kabupaten Probolinggo langsung membagikan masker kepada siswa SD Ngadisari 1 kecamatan Sukapura, Selasa (30/11). Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos
Dari pengamatan PVMBG, tercatat gempa vulkanik dangkal terjadi selama enam kali dengan aplitudi 12-36 mm. Lama gempa mencapai 10-18 detik. Sedangkan gempa terjadi secara terus-menerus dengan aplitudo 2-55 mm.

Hanya kepulan asap dari Bromo yang mengalami penurunan. Dari data PVMBG Kepulan asap kemarin ketinggiannya mencapai 200-300 meter mengarah ke timur laut (Cemoro Lawang hingga kota Probolinggo). Namun kondisi tersebut berubah saat sore hari, kepulan asal terlihat kembali meninggi seperti hari-hari sebelumnya. Biasanya kepulan asal dari kawah Bromo ketinggiannya lebih dari 400 meter.

Sekitar pukul 12.00 - 14.00 kemarin, kawah Gunung Bromo juga kembali diguyur hujan. Saat seperti itu abu yang keluar dari kawah Bromo tertutupi kabut. Namun setelah beberapa jam hujan redah, abu vulkanik yang keluar dari kawah makin terlihat hitam pekat.

Meskipun menyatakan aktivitas menurun, PVMBG masih belum menurunkan status Gunung Bromo. Sebab kemungkinan erupsi Bromo terjadi lagi masih tinggi. "Kemungkinan masih ada letusan lagi tergantung penambahan tekanan dari bawah aktivitas magma," ujarnya.

PROBOLINGGO - Tujuh hari setelah penetapan status awas, aktivitas Gunung Bromo masih belum menunjukan kondisi membaik. Bahkan, sepanjang pagi kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News