Abu Sayyaf Sandera Tujuh WNI, Minta Tebusan Besar Banget
jpnn.com - SAMARINDA - Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Kolonel Laut Yus Kusmany sudah membenarkan aksi penyanderaan anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 yang menarik Tongkang Roby 152.
Tujuh ABK asal Samarinda itu kini dipastikan disandera dengan dugaan pelakunya adalah milisi Abu Sayyaf di perairan Filipina.
Pertemuan dengan seluruh jajaran TNI, Polri serta perwakilan perusahaan PT Rusianto Bersaudara di kantornya Jalan Mulawarman, Kota Samarinda langsung digelar kemarin.
Setelah pertemuan dia menyebut, pembahasan dalam rapat itu masih seputar izin berlayar termasuk kru yang berada di atas kapal. Kusmany menegaskan, terhitung 30 jam dari titik terakhir keberadaan Tugboat Charles, kapal tersebut akan tiba di Samarinda.
“Ada keluarga korban yang juga memastikan (tujuh ABK) masih disandera,” sebut Kusmany.
Dia menyebut, hasil tracking, posisi kapal sudah di perairan Tanjung Mangkalihat, Kutim. Kabar tersebut sekaligus mementahkan kabar bahwa penyanderaan ini informasi bohong.
“Titik koordinat terakhir diketahui 10 07’ 28.20, N 1180 59’33.12”E, di perairan Indonesia,” sebut Kusmany. Diakuinya, kesulitan tim untuk berkomunikasi lantaran alat navigasi dan komunikasi turut dibawa penyandera.
Selanjutnya KSOP Samarinda juga menetapkan kasus ini sebagai upaya terorisme sehingga penanganan lebih lanjut akan menjadi tanggung jawab TNI dan Polri.
BACA: Penyandera Tujuh WNI Berbahasa Tagalog, Pihak Perusahaan tak Paham
SAMARINDA - Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Kolonel Laut Yus Kusmany sudah membenarkan aksi penyanderaan anak buah
- Dapat Hibah Kedaireka IRT-UM, LSPR Institute Tingkatkan Kualitas 2 Usaha Kopi
- Kasus Bayi Tertukar di RSI Cempaka Putih Berawal dari Kejanggalan, Begini Ceritanya
- Yasonna Laoly Hadiri Pemeriksaan KPK
- Menteri BUMN Tunjuk KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono jadi Komut PTDI
- Cicit Pendiri Nahdlatul Ulama Prihatin Mendengar Rencana MLB NU
- PNBP 2024 Imigrasi Capai Rp 8,58 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah