AC Anti-Pemanasan Global Sabet Emas
jpnn.com - SURABAYA - Sebuah alat pencegah pemanasan global (global warming) telah ditemukan mahasiswa ITS. Lima mahasiswa itu merancangair conditioner (AC) untuk kendaraan dengan teknologi tanpa freon. Karya itu berbuah emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Agustus lalu.
Lima mahasiswa itu adalah Zahra Sahara Arfenti, Abdil Jabbar, Mohammad Akrom Wafaiq, Amaludin Ibnu Prady, dan Muhyiddin Azmi. Mereka menyebut teknologi tersebut sebagai electrical air ionitation of air cooler for economic bus.
Temuan itu berhasil mengalahkan seratus karya tim lain dalam Pimnas. ''AC ini memakai sistem ionisasi. Bisa menyaring hidrokarbon berbahaya. Misalnya, CO2, gas belerang, dan timbal. Hasilnya, udara jadi bersih,'' kata Zahra, ketua tim.
Menurut dia, cara kerja alat itu tidak rumit. Awalnya, udara di luar disedot blower dan dijadikan padatan es. Setelah itu, sistem ionisasi akan meniadakan semua unsur yang beracun. Udara yang dikeluarkan AC pun terbebas dari bahan tercemar.
Sebenarnya, Zahra menyatakan sempat tidak yakin karyanya bisa juara. Sebab, sewaktu presentasi di Semarang, timnya tidak membawa prototipe AC karena ukurannya cukup besar. ''Otomatis nggak bisa dibawa. Sudah minder duluan. Tetapi, karya kami dinilai paling bermanfaat. Berefek langsung pada lingkungan,'' katanya.
Kini Zahra dkk tengah mengembangkan alat itu. Yakni, menambahkan teknologi plasma. Penyaringan hidrokarbon bisa lebih optimal. Sebab, selama ini kendaraan menyerap udara dari jalan raya. Banyak polutan yang masuk ke AC. Kemudian, alat itu akan disempurnakan dengan termoset suhu dan pengatur sensor.
Hanya, penyempurnaan itu terbatas dana. Pihaknya ditaksir butuh sekitar Rp 30 juta. Tetapi, dana talangan dari Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) hanya Rp 11 juta sebelum Pimnas. Zahra mengungkapkan sudah mengajukan proposal ke Dikti.
Mohammad Akrom Wafaiq, salah satu anggota tim, berharap karya itu bisa diproduksi secara masal. Dengan begitu, karya tersebut bisa digunakan pada transportasi umum seperti bus dan mikrolet. Karena itu, dia menuturkan sudah mendatangi Perum Damri Jatim. Saat itu dia bertemu petugas teknisi AC. ''Responsnya positif,'' kata mahasiswa Teknik Mesin ITS itu. (nir/c15/roz)
SURABAYA - Sebuah alat pencegah pemanasan global (global warming) telah ditemukan mahasiswa ITS. Lima mahasiswa itu merancangair conditioner (AC)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Iran Akhirnya Membuka Akses ke WhatsApp dan Google Play
- Teguh Sebut Klaim Bashe Bahwa BRI Korban Ransomware Tak Lebih dari Lelucon
- Presiden AS Terpilih Donald Trump Beri Angin Segar Pada TikTok
- xAI Sedang Menyiapkan Chatbot Grok Untuk Pengguna Perangkat iOS
- Pemerintah Albania Menilai TikTok Bisa Mendorong Anak-Anak Melakukan Kekerasan
- Equnix Apresiasi Penggerak Teknologi Mandiri di Indonesia