ACE Dorong Agenda Energi Berkelanjutan di Asia Tenggara

ACE Dorong Agenda Energi Berkelanjutan di Asia Tenggara
Kementerian ESDM bekerja sama dengan ASEAN Centre for Energy (ACE) menginisiasi acara tahunan ASEAN Energy Business Forum (AEBF) 2023 di Bali pada 24-26 Agustus 2023. Foto: Dok. Kementerian ESDM

Pelaksanaan AEBF juga bersamaan dengan the 41st ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) dan the 3rd ASEAN International Conference on Energy and Environment (AICEE).

Penyatuan konferensi-konferensi ini untuk memperkuat dampak dan signifikansinya, terutama dalam membangun hubungan, dan upaya kerja sama yang memperkuat posisi ASEAN sebagai wilayah yang dinamis dan berpengaruh dalam lanskap energi global.

Untuk melengkapi penyelenggaraan AEBF, ACE juga menggelar Green Transport Rally (GTR) yang memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan dampak positif lingkungan dan efisiensi energi dari kendaraan listrik dan opsi transportasi berkelanjutan lainnya, seperti kendaraan berbahan bakar biofuel.

Manager of Corporate Affair ACE yang juga Chairman of AEBF Andy Tirta mengatakan dalam GTR ini berbagai jenis kendaraan akan melakukan perjalanan darat dari Jakarta ke Bali, mempromosikan inovasi dan memajukan perjalanan ASEAN menuju lanskap transportasi yang lebih hijau.

Tidak hanya itu saja, AEBF juga akan menyelenggarakan pemberian Penghargaan Energi ASEAN untuk mengakui para pelaku industri atas kontribusi mereka terhadap pengembangan sektor energi serta ASEAN Energy Youth Award yang memberikan penghargaan bagi anak-anak muda yang juga sudah mengembangkan energi berkelanjutan di kawasan.

Menurut Andy, di tengah ketegangan yang terjadi di Eropa, Asia Tenggara tetap harus menjaga stabilitas politik dan ekonominya. Mengedepankan kolaborasi, kerja sama dan interkonektivitas menjadi hal yang sangat penting demi kemajuan Asia Tenggara, terutama di bidang energi.

“Energi menjadi katalis damai, bukan untuk alasan perang. Jika kita mengedepankan interkonektivitas. Ketahanan energi yang murah dan terjangkau akan kita dapatkan. Untuk itu, juga diperlukan analisis pembiayaan inovatif dan skala besar, mulai dari sumber pembiayaan publik dan swasta, dialog dan aksi lebih lanjut antara investor institusional, Multilateral Development Banks, institusi pembiayaan lain dan industri. AEBF ini merupakan wadahnya, jadi nanti juga bisa ada Business Matching antara pebisnis dan pemerintah atau sesama pebisnis,” tambah Dr. Andy.

Senada dengan Nuki Agya Utama dan Andy Tirta, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan sangat mendukung adanya upaya kerja sama antarnegara dalam menciptakan kerja sama dan interkonektivitas terkait ketahanan energi yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara, terutama melalui AEBF ini.

Kepentingan negara anggota ASEAN ialah mengamankan ketahanan energi, agar tidak terjadi kekacauan di semua negara Asia Tenggara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News