Aceh Istimewa

Oleh: Dahlan Iskan

Aceh Istimewa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Iya. Itu ada di Pasal 4 Ayat (4) Permendagri nomor 4 Tahun 2023," kata Mirza.

Dari surat itu DPRA terlihat "marah". Aceh tidak mau lagi terjebak oleh tiga nama. Maka hanya ada satu nama yang diusulkan: Bustami tadi. Tidak memberikan pilihan lain.

Bustami seumur dengan Marzuki: 56 tahun. Bahkan Marzuki-lah yang mengangkat Bustami sebagai sekda. Tahun lalu.

Bustami lahir di gampong (desa) Nicah, Peusangan, Bireuen. Ia sarjana ekonomi dari Universitas Syiah Kuala, Aceh. Lalu memperoleh master ekonomi dari Universitas Padjdjaran, Bandung.

Saat saya di Aceh Jumat lalu Bustami dapat jabatan baru: Ketua Alumnus Syiah Kuala. Terpilih secara aklamasi. Ia menggantikan Sulaiman Abda, tokoh legendaris Golkar di Aceh.

Maka tebak-tebakan baru pun muncul di Aceh: Marzuki yang diperpanjang Marzuki atau Bustami yang diangkat.

Harga diri Aceh kini memang lagi terusik: dapat gelar provinsi termiskin kedua di Sumatera, padahal tidak kurang-kurangnya orang pintar di sana.

Juga tidak kurang-kurangnya dana. Alokasi dana otonomi khusus begitu besar. Sejak tahun 2006. Itu menjadi bagian dari tercapainya perdamaian setelah tsunami lalu.

SURAT itu akhirnya dikirim ke presiden. Isinya: minta agar Achmad Marzuki dicukupkan sekian saja. Jangan diperpanjang jadi pj gubernur Aceh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News