Aceh U-Hansa

Oleh: Dahlan Iskan

Aceh U-Hansa
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Memang ada nilam dari Jawa dan Sulawesi. Tetapi yang terbaik adalah yang dari Aceh.

Bahwa nilam di luar Aceh akhirnya mendapat pasar itu hanya karena produksi nilam Aceh terganggu: konflik di Aceh berlarut berkepanjangan.

Keistimewaan nilam Aceh adalah ini: kandungan patchouli-nya tinggi. Sampai 34 poin. Mengalahkan daerah lain yang hanya 28.

Unsur patchouli sangat penting untuk industri parfum. Bau wangi dari sumber bunga apa pun tidak bisa melekat tanpa patchouli.

Patchouli adalah zat yang mengikat aroma agar bisa bertahan lama. Kian banyak kandungan patchouli dalam parfum kian lama wanginya melekat.

Maka negara seperti Prancis berkepentingan besar agar nilam Aceh bisa bangkit lagi. Prancis ahli membuat parfum tetapi tidak punya sumber patchouli.

Dalam sejarahnya, Belanda-lah yang jadi pedagang nilam. Belanda jual minyak nilam ke Prancis. Maka Belanda terus mencari sumber minyak nilam. Sampai jauh ke dunia timur.

Belanda yang sudah menguasai perdagangan rempah tinggal menambah satu komoditas: nilam. Sumbernya sama: dari Nusantara.

WANGI parfum baru itu bisa bertahan 12 jam. Tetap wangi. Mereknya Neelam. Saya tidak mandi malam itu. Biarlah badan tetap wangi sepanjang malam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News