Ada 2 Cara Melawan Politik Dinasti, Nomor 1 Jangan Sampai Calonnya Jadi
jpnn.com, JAKARTA - Guru besar ilmu politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Kacung Marijan menyatakan masyarakat bisa mencegah praktik politik dinasti pada Pemilu 2024.
Prof. Kacung -panggilan kondangnya- mengatakan ada dua cara melawan politik dinasti.
"Kontrolnya bisa dua. Pertama ialah di level proses pemilihannya. Ketika masyarakat anggap itu tidak baik, masyarakat bisa secara kolektif menolak dan tidak memilihnya," ujar Prof. Kacung, Senin (6/11/2023).
Adapun satu cara lagi untuk melawan politik dinasti ialah melalui parlemen. Cara itu dilakukan jika kandidat dari jalur politik dinasti ternyata menang.
"Ketika calonnya itu sudah terpilih, bagaimana terjadi proses kontrol sehingga penyalahgunaan kekuasaan bisa dihindari. Dalam hal ini lewat DPR," imbuhnya.
Pakar perbandingan politik dan kebijakan publik itu menambahkan DPR memiliki fungsi pengawasan. Prof. Kacung memerinci pengawasan itu dilakukan atas pelaksanaan undang-undang, APBN, dan kebijakan pemerintah.
"Kalau DPR-nya lebih kuat, seharusnya kontrol kepada pemerintah harus lebih kuat," tuturnya.
Peraih gelar Ph.D. dari Australian National University (ANU) itu menjelaskan politik dinasti bukanlah praktik demokratis. Alasannya, rekrutmen politiknya dilakukan berdasar keluarga.
Jika kandidat dari jalur politik dinasti ternyata terpilih, maka cara yang bisa dilakukan hanya memperkuat pengawasan melalui parlemen atau DPR.
- RUU PSK, Muslim Ayub Nilai LPSK Harus Hadir di Daerah Rawan Seperti Aceh dan Papua
- Serikat Pekerja Sritex Minta Bantuan DPR soal Pencairan Pesangon & THR
- DPR Dukung Pemerintah Gencar Mencegah Penyebaran Konten Judi Online
- Penghentian Sepihak Pendamping Desa, Wakil Ketua Komisi V DPR: Jangan Karena Like and Dislike
- KontraS Minta DPR Menghentikan Pembahasan Revisi UU TNI
- Dipo Nusantara DPR Dorong Pertamina Reformasi Tata Kelola untuk Kembalikan Kepercayaan Publik