Ada 3 Alternatif Proyek KA Semi Cepat Jakarta-Surabaya
jpnn.com, JAKARTA - Proyek Kereta Api semi cepat Jakarta - Surabaya diyakini bisa mempersingkat waktu tempuh. Selain itu juga sekaligus bisa menyelesaikan masalah kota-kota di Jawa.
Permasalahan tersebut adalah banyaknya lintasan sebidang. Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menerima kunjungan Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (6/9).
"Jadi dengan kami memilih jalur eksisiting maka bisa menyelesaikan 500 sampai 800 perlintasan sebidang, sehingga menghilangkan kemacetan di perlintasan kereta api," tutur Budi.
Budi mengatakan, ada tiga alternatif untuk membangun Kereta Api Semi-Cepat Jakarta - Surabaya.
"Pemerintah akan selesaikan hal-hal terkait pembangunan Kereta Api Semi-Cepat Jakarta-Surabaya. Proyek ini akan kami finalkan dalam beberapa waktu ke depan karena ada tiga alternatif yang nantinya akan dipilih, yaitu menggunakan jalur eksisting, menggunakan elektrifikasi di dekat eksisting atau melalui jalur baru yang melewati Solo," terangnya.
Hasil diskusi ini kata Budi, nantinya akan dijadikan masukan untuk Kementerian PUPR.
“Kami (Kemenhub) punya kecenderungan untuk memilih alternatif pertama, yaitu pembangunan dengan jalur eksisiting. Ini juga akan difinalkan untuk kami laporkan kepada Presiden, karena memang kemarin waktu diskusi dengan Presiden kami masih mengajukan 3 alternatif," tandas Budi.(chi/jpnn)
Pemerintah memberikan tiga alternatif pengerjaan proyek kereta api semi cepat Jakarta Surabaya.
Redaktur & Reporter : Yessy
- KAI dan Korlantas Kampanyekan Pentingnya Disiplin Berlalu Lintas di Perlintasan Sebidang
- Polri Antisipasi 3.693 Perlintasan Selama Arus Mudik Lebaran 2024
- Syarief Hasan: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Harus Dievaluasi
- Soal China Minta APBN Jamin Proyek Kereta Cepat, Cak Imin Dukung Sikap Luhut
- Tokoh Penting China Datang ke Istana, Jokowi Minta Proyek Ini Dipercepat
- Warga China Serius soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Resah saat Tak Ada Kabar, Sempat Ragukan Indonesia