Ada 395 Kecelakaan Kereta Karena Lintasan Sebidang

Ada 395 Kecelakaan Kereta Karena Lintasan Sebidang
Ilustrasi kendaraan melintasi pelintasan kereta api di Bojonggede, Bogor, Jawa Barat. Foto: Yulius Satria Wijaya/ama/Antara

jpnn.com, JAKARTA - Sekertaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Santoso menyebut angka kecelakaan yang melibatkan Kereta Api (KA) masih sangat tinggi. Sebagian besar di antaranya disebabkan oleh banyaknya lintasan sebidang. 

“Dalam praktenya banyak lintas sebidang selain itu lintasan sebidang titik rawan kemacetan tingginya frekuensi KA, lamanya waktu tunggu jalan raya, perlintasan sebidang titik rawan pelanggaran lalu litas menerobos palang pintu KA,” ujar Djoko dalam FGD ‘Perlintasan Sebidang Tanggung Jawab Siapa?’ di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (6/9) kemarin.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkeretapian, pada 2018 ada sekitar 395 kecelakaan kereta yang disebabkan lintasan sebidang. Dari jumlah tersebut 245 orang mengalami luka ringan, berat hingga meninggal dunia.

“Tingkat kecelakaan yang terjadi tingkat sebidang, 2018 terjadi di lintas sebidang 395 kecelakan Korban Jiwa 245 orang luka ringan berat sampai meninggal dunia,” urai Djoko.

Menurut Djoko, tingginya angka kecelakaan tersebut karena masih banyaknya perlintasan sebidang yang tidak dijaga dan liar. Ini membuktikan penanganan perlintasan sebidang belum menjadi prioritas para pemangku kepentingan.

“Tingginya kecelakaan disebabkan penanganan yang belum menjadi prioritas bagi para pemangku kepentingan, masih banyak yang tidak dijaga, stakeholder perlintasan sebidang dan masyarakat,” ucapnya.

Karena itu, seluruh stekholder menurut Djoko, perlu bersama-sama untuk melakukan langkah-langkah kongkrit seperti menutup perlintasan sebidang. Di sisi lain, pemerintah baik pusat maupun daerah perlu untuk terus melakukan sosilaisasi kepda masyarakat.

"Untuk meningkatkan keselamatan jalur KA melakukan beberapa langkah penataan dan penutupan perlintsan sebidang sosialisasi ketiga kerja sama kepolisian dan pemda,” tandas Djoko.(chi/jpnn)


Tingginya kecelakaan disebabkan penanganan yang belum menjadi prioritas bagi para pemangku kepentingan, masih banyak yang tidak dijaga, stakeholder perlintasan sebidang dan masyarakat.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News