Ada 98 Transaksi Teroris

Ada 98 Transaksi Teroris
Ada 98 Transaksi Teroris
Dari mulut Ubeid lah, tiga orang yang lain diciduk. Mereka adalah  Haris Amir Falah, Haryadi Usman dan dr Syarif Usman. Haris menyumbang Rp 400 juta, Haryadi Rp 150 juta dan dr Syarif Usman 200 juta. Haris yang menjabat sebagai Ketua (amir) Jamaah Ansharut Tauhid DKI Jakarta itu ditangkap 6 Mei lalu di kantor sekretariatnya di Pejaten, Jakarta selatan. Haryadi ditangkap di rumahnya di Bekasi dan Syarif ditangkap di hotel Sofyan, Cikini, Menteng.

Menurut sumber Jawa Pos, sudah ada rekonstruksi yang dilakukan dengan menghadirkan figuran menggunakan name tag Abu Bakar Ba"asyir saat empat orang itu (Ubeid, Haryadi, Haris, Syarif) itu bertemu dengannya di Pejaten. "Mereka mengakui kalau ada dana yang disalurkan menggunakan cover infaq jamaah," katanya. Uang itu salah satunya dititipkan pada Maulana (tewas di Cawang 12/05) untuk membeli senjata dan mengambil peluncur granat dari Mindanao. Untuk itu, Maulana menugaskan Rosikin Noor berangkat ke Filipina. Namun, Rosikin tertangkap sebelum sempat memesan tiket pesawat ke Manado (10/05).

Pengakuan Ubeid Cs yang membawa-bawa nama Abu Bakar Ba"asyir itu sudah dibantah oleh pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo itu. Menurut ustad Abu, polisi memfitnah dan sengaja mengkait-kaitkan dirinya dengan para teroris (JP 16/05). Senin lalu (17/05), tim kecil Densus yang dipimpin oleh Kombes Herry Rudolf juga menangkap Abdur Rahman dan Abdul Rahim di Solo. Mereka diduga dititipi oleh Heri Suranto (warga Semanggi Solo, ditangkap Jumat 14/05) sebuah CD yang ternyata berisi dokumen penting.

Tim pemburu Densus 88 sekarang juga menarget trio maut Abdullah Sonata, Abu Tholut dan Upik Lawanga. "Sonata merekrut kader-kader baru, Abu Tholut ahli gerilya dan senjata api, sedangkan Upik jago meracik bom-bom kecil," kata perwira muda itu. Sonata pernah menerima remisi sampai satu tahun dari Kementrian Hukum dan HAM. Seharusnya, pria asal Bambu Apus, Jakarta Timur itu baru bebas pada 4 Juli 2012. Namun, ternyata Sonata sudah keluar dari LP Cipinang sejak Maret 2009.

JAKARTA -   Mabes Polri terus menelusuri mata rantai pendanaan organisasi terorisme. Kali ini kepolisian meminta Pusat Pelaporan Analisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News