Ada Apa dengan Megawati dan Rini Soemarno?
jpnn.com - JAKARTA - Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen mengapresiasi pidato politik Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat membuka Kongres IV partainya di Denpasar, 9 April kemarin. Isi pidato yang dimaksud khususnya berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurut Dewi, kritik Megawati terhadap BUMN ini sangat bernas dan juga berdampak luas. Buktinya, hingga hari ini, pidato politik Megawati masih menjadi pembicaraan publik.
"Pidato politik Bu Mega soal BUMN ini menggeletarkan banyak pihak karena memiliki karakter yang sangat kuat," kata Dewi Haroen di Jakarta, Kamis (16/4).
Menurut dia, yang harus digarisbawahi dalam pidato Megawati adalah soal pentingnya pengawasan yang lebih ketat kepada BUMN seperti Pertamina, yaitu masalah kerjasama atau kontrak karya dengan pihak asing.
Begitu juga soal dorongan BUMN kenapa mesti diarahkan ke pasar modal. "Mestinya BUMN bisa lebih berdikari atau mandiri begitu kata Bu Mega," ujar Dewi.
Hal ini bertentangan dengan kemandirian BUMN. Selain itu, hal tersebut bisa dipahami karena dengan diarahkan ke pasar modal bisa jadi semakin memicu kerawanan pasar modal, menimbulkan mafia-mafia insider trading, dan kejahatan keuangan lainnya.
"Sayangnya Menteri BUMN Rini Soemarno tidak ikut hadir mendengarkan pidato Mega. Hingga saat ini saya masih menyimpan pertanyaan besar, mengapa Rini Soemarno, orang yang awalnya dekat dengan Megawati tidak ada di sana," tanya dia.
Dia mengatakan, sejumlah pertanyaan masih berada di benak publik. Misalnya, mengapa Rini Soemarno itu kini seolah-olah menjauh dari Megawati? Mengapa Megawati mengkritik kebijakan Rini, dan benarkah Rini dinilai Mega sudah jauh dari nilai-nilai Nawa Cita. "Pertanyaan seperti itu, kini menjadi pertanyaan publik," kata Dewi. (boy/jpnn)
JAKARTA - Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia (UI) Dewi Haroen mengapresiasi pidato politik Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan