Ada Apa Dengan Tolikara?
jpnn.com - JAYAPURA - Beberapa hari belakangan, Kabupaten Tolikara, Papua menjadi sorotan publik. Rumor adanya kerusuhan yang menewaskan seorang warga dan 95 unit rumah terbakar sejak tanggal 9 hingga 24 April, membuat waswas.
Menurut Kapolres Tolikara AKBP Musa Korwa, pihaknya telah menurunkan tim guna menelusuri kebenaran isu bentrok warga di Distrik Gika, Kabupaten Tolikara. Namun sampai saat ini informasi tersebut tidak diketahui oleh Kepolisian, dan itu artinya tidak ada konflik di Tolikara.
Menurutnya, Waka Polres Kompol Dedy sudah mengecek ke lokasi, namun sampai ini belum ada laporan lebih lanjut, mungkin masih terkendala di jalan, namun tidak pernah ada laporan bahwa di distrik tersebut terjadi bentrokan warga, apalagi sampai 95 unit rumah dibakar.
“Sebagai pihak Kepolisian yang bertugas di sana, tidak mungkin kalau tidak ada laporan seperti itu dari jajaran Polsek. Jadi tujuan mengirimkan tim ke Gika untuk memastikan isu bentrok yang dirilis oleh Badan Nasional Penangulangan Bencana pada Minggu (24/4) kemarin. Turunnya tim ke Gika berdasarkan instruksi Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw. Kalau jalan darat dapat ditempuh 4 jam, itu pun jalan tidak rusak,” ungkapnya, seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Selasa (26/4).
Menurutnya, berdasarkan pantauan di lapangan, situasi masih kondusif. Belum ada laporan dari warga terkait bentrokan dan pembakaran puluhan unit rumah itu.
“Kepolisian mengeluarkan data terkait kondisi di Gika berdasarkan fakta di lapangan. Saya membantah keras pemberitaan di media massa, terkait bentrok di Distrik Gika. Kalau soal peristiwa, kami harus bicara sesuai fakta. Kami tidak berandai-andai, satu rumah saja yang terbakar, pasti ada laporan masyarakat, apalagi 95 unit rumah,” tegasnya lagi.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tolikara, Feri Kogoya menyatakan akan mengecek kembali terkait bentrokan antara masyarakat Distrik Gika dan Distrik Panaga, Tolikara. “Kejadian itu ada, termasuk terbakarnya 95 unit rumah. Nanti akan saya buktikan,” ujarnya singkat.
Menurut Feri, bentrokan tersebut disebabkan kecemburuan sosial soal pembagian dana desa oleh Pemerintah Tolikara. Satu orang tewas, karena merasa dirugikaan pembagian dana Desa, maka dari Distrik Gika melalukan pembunuhan yang terjadi pada Sabtu, 9 April dan kemudian pembakarannya terjadi 14 April. Feri juga mengklaim saat ini situasi di Distrik Gika maupun Panaga sudah kondusif. Ia pun menuding media massa telah membesar-besarkan peristiwa di Distrik Gika. (jo/fud/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dapat Bantuan 500 Kg Ikan Segar
- Muhammad Musa'ad Tegaskan ASN Pelayan Masyarakat, Bukan Bos yang Minta Dilayani
- Romadhan Jadi Tersangka Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi, Sebuah Fakta Terungkap
- 1.260 Guru di Kota Bengkulu Terima Tunjangan Profesi Triwulan III-2024
- Polres Dumai Menggerebek Gudang Pupuk Ilegal di Bukit Kapur, Lihat!
- Polisi Umumkan Hasil Olah TKP Kecelakaan Tol Cipularang, Sebuah Fakta Terungkap