Ada Banyak Alasan Tidak Betah di Indonesia, tetapi Perlu Persiapan Sebelum Kabur

Enggak enaknya tinggal di luar negeri
'Winter depression', atau depresi di kala musim dingin, menjadi tantangan bagi Ria yang bekerja di Jerman karena menurutnya sangat memengaruhi mood-nya.
"Kalau kamu ada gejala depresi setiap hari keluar kerja lihatnya abu-abu [langit mendung], enggak ada matahari sama sekali, itu efeknya besar banget," katanya.
Ria juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan membiasakan diri berkomunikasi dalam bahasa Jerman karena tidak semua orang bisa berbahasa Inggris.
"Belum lagi dengan struggle-struggle kayak tiba-tiba kangen, tiba-tiba merasa sendirian banget, terus scroll media sosial isinya keluarga kamu dan kerabat di Indonesia lagi kongko."
Di Jepang, Nabiel mengatakan merasakan bagaimana tertutupnya masyarakat Jepang.
"Saya cukup bisa ngomong bahasa Jepang, pada level percakapan, atau bahkan teman-teman saya sudah jago bahasa Jepang [tapi] mereka punya keterbatasan untuk bisa berteman dengan orang Jepang," ujar Nabiel.
"Sebenarnya 'Kabur Aja' ke luar negeri enggak segampang itu," tambahnya.
"Untuk mempersiapkan diri berangkat ke sini itu butuh waktu dua tahun," kata Nabiel yang merujuk pada berbagai tahapan persiapan bahasa sebelum berangkat ke Jepang.
Kekecewaan dan kekhawatiran anak-anak muda soal masa depan mereka di Indonesia menjadi viral lewat tagar #kaburajadulu
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia