Ada Banyak Alasan Tidak Betah di Indonesia, tetapi Perlu Persiapan Sebelum Kabur

Ada Banyak Alasan Tidak Betah di Indonesia, tetapi Perlu Persiapan Sebelum Kabur
Tagar KaburAjaDulu masih diramaikan oleh remaja Indonesia di media sosial. (Kompas: Heru Sri Kumoro)

Enggak enaknya tinggal di luar negeri

'Winter depression', atau depresi di kala musim dingin, menjadi tantangan bagi Ria yang bekerja di Jerman karena menurutnya sangat memengaruhi mood-nya.

"Kalau kamu ada gejala depresi setiap hari keluar kerja lihatnya abu-abu [langit mendung], enggak ada matahari sama sekali, itu efeknya besar banget," katanya.

Ria juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan membiasakan diri berkomunikasi dalam bahasa Jerman karena tidak semua orang bisa berbahasa Inggris.

"Belum lagi dengan struggle-struggle kayak tiba-tiba kangen, tiba-tiba merasa sendirian banget, terus scroll media sosial isinya keluarga kamu dan kerabat di Indonesia lagi kongko."

Di Jepang, Nabiel mengatakan merasakan bagaimana tertutupnya masyarakat Jepang.

"Saya cukup bisa ngomong bahasa Jepang, pada level percakapan, atau bahkan teman-teman saya sudah jago bahasa Jepang [tapi] mereka punya keterbatasan untuk bisa berteman dengan orang Jepang," ujar Nabiel.

"Sebenarnya 'Kabur Aja' ke luar negeri enggak segampang itu," tambahnya.

"Untuk mempersiapkan diri berangkat ke sini itu butuh waktu dua tahun," kata Nabiel yang merujuk pada berbagai tahapan persiapan bahasa sebelum berangkat ke Jepang.

Kekecewaan dan kekhawatiran anak-anak muda soal masa depan mereka di Indonesia menjadi viral lewat tagar #kaburajadulu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News