Ada BPJS Kesehatan, Klaim Asuransi Tetap Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ternyata tidak memengaruhi jumlah klaim asuransi. Klaim nasabah terhadap asuransi individual tetap tinggi.
Menariknya, klaim asuransi ini didominasi penyakit-penyakit infeksi yang juga masuk dalam tanggungan BPJS Kesehatan.
Menurut Dokter Andreas Chandrawiriawan, head room medical network, klaim asuransi individual masih tinggi karena masyarakat golongan menengah lebih nyaman menggunakannya.
"BPJS Kesehatan memang utama, asuransi individu pendamping. Namun, karena banyak pasien yang memilih layanan di atas BPJS Kesehatan mereka menggunakan asuransi individu," kata Dokter Andreas yang ditemui di Jakarta, Jumat (17/11).
Dia menambahkan, para pasien asuransi umumnya mencari layanan kesehatan maksimal. Banyak pasien yang memiliki BPJS Kesehatan tapi tetap memilih menggunakan asuransi ketika rawat inap.
Sementara Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch mengungkapkan, saat ini ada 2,4 juta nasabah yang dilayani. Di mana hingga semester satu 2017, total klaim nasabah mencapai Rp 6,42 triliun.
"Nasabah yang melakukan klaim umumnya karena penyakit infeksi. Seperti DBD, typus, diare, dan penyakit lambung lainnya," tuturnya.
Jens menambahkan, pihaknya melayani 70 persen layanan kesehatan, 30 persen investasi. Jadi setiap nasabah yang mengikuti asuransi, dana 30 persennya tersimpan sebagai investasi.
Pasien asuransi umumnya mencari layanan kesehatan maksimal. Banyak pasien yang memiliki BPJS Kesehatan tapi tetap memilih menggunakan asuransi ketika rawat inap
- Cicin Pintar Galaxy Ring Hadir di Indonesia, Bisa Monitor Kesehatan, Ini Harganya
- Pilwakot Palembang: Fitri-Nandriani Tawarkan Program Berobat Gratis Cukup Pakai KTP
- Monitor Aktivitas Fisik dan Kesehatan dengan 5 Wearable Tech Terbaik Ini
- Deteksi Dini Down Syndrome, Cordlife Persada Hadirkan Layanan NIPT Lokal di Indonesia
- Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita Secara Alami
- Stres Ancam Kesehatan, Perbaiki Pola Hidup melalui Pendekatan Sadar Risiko