Ada Bukti Virus Corona Menyebar Lewat Udara, WHO Harus Ubah Pedoman
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang mengakui ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa virus corona menyebar lewat udara.
- anSurat terbuka yang diterbitkap pekan ini mendesak WHO mengakui adanya penyebaran virus lewat udara
- WHO mengatakan petunjuk mereka akan diperbaiki dalam beberapa hari mendatang
- Salah seorang ilmuwan mengatakan pekerja kesehatan enggan mengakui adanya penyebaran virus lewat udara
Sebelumnya, WHO mengatakan jika penularan utama virus corona adalah lewat tetesan yang keluar dari mulut atau hidung mereka yang sudah tertular dan jatuh di permukaan.
Namun dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan pekan ini, 239 ilmuwan dari 32 negara memberikan bukti yang menunjukkan partikel virus ini bisa menular mereka yang menghirup udara di dekat mereka yang sudah memiliki virus corona.
Karena adanya partikel kecil yang bisa mengambang di udara, para ilmuwan mendesak WHO untuk memperbaiki petunjuk kesehatan yang ada.
"Kami sudah membicarakan kemunngkinan penyebaran lewat udara dan ini merupakan salah satu cara penularan COVID-19," kata Dr Maria Van Kerkhove, pejabat utama WHO yang terlibat dalam masalah teknis penyebaran COVID-19.
Perubahan dalam petunjuk tersebut juga disampaikan oleh Benedetta Allegranzi, pejabat WHO yang terlibat dalam masalah pencegahan infeksi dan pengawasan.
Dia mengatakan ada bukti mengenai penyebaran virus lewat udara, meski semua bukti belum benar-benar jelas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang mengakui ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa virus corona menyebar lewat udara
- Australia Menyelidiki Gelombang Kapal Pencuri Ikan dari Indonesia
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Mulai Mendeportasi Imigran Tak Berdokumen
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko