Ada Celah Ungkap Kasus Pembunuhan wartawan Udin
Setelah tak Terungkap Selama 17 Tahun
jpnn.com - JOGJA - Desakan agar Polda DIJ menyelidiki latar belakang terbunuhnya wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin dari sisi pemberitaan mulai mendapatkan titik terang. Itu menyusul adanya celah baru yang dapat digunakan polisi mengumpulkan alat bukti yang diperlukan guna mengungkap siapa pelaku dan dalang di balik kasus tersebut.
Celah baru itu diperoleh dari surat Kepala Pengadilan Militer Tinggi (Dilmilti) II Jakarta Kol Chk Yan Ahmad Mulyana yang ditujukan kepada Kapolda DIJ melalui direktur reserse kriminal umum. Isinya menyebutkan kepala Dilmilti mempersilakan Polda DIJ mengambil turunan atau fotokopi berkas acara pemeriksaan mantan Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo.
”Disampaikan kepada direktur kiranya dapat memerintahkan anggotanya untuk datang ke Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta di Jalan Raya Penggilingan, Pondok Kopi, Jakarta Timur, guna mendapatkan turunan (fotokopi) hasil pemeriksaan mantan Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo atau data lain yang sekiranya diperlukan,” tulis Yan dalam surat tertanggal 14 Juni 2013.
Surat tersebut merespons permohonan yang diajukan Direskrimum Polda DIJ No R/10/IX/2012/Ditreskrimum tertanggal 7 September 2012. Meski tertulis tanggal 7 September 2012, surat tersebut baru diterima dilmilti II Jakarta pada 21 Mei 2013 atau sembilan bulan kemudian.
Keberadaan surat kepala Dilmilti II Jakarta itu diungkapkan oleh Anggota Bidang Penyelesaian Laporan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Budi Santoso saat memberikan keterangan di kantor ORI Perwakilan DIJ dan Jawa Tengah Selatan, Selasa (13/8).
”Seberapa penting berkas acara pemeriksaan itu, tentu akan memberikan arti tersendiri bagi pengungkapan kasus Udin,” ungkap Budi.
Sri Roso Sudarmo merupakan bupati Bantul yang menjabat pada era 1991-1996 dan 1997-1998. Masa jabatan kedua Sri Roso ternyata tak tuntas karena kesandung kasus dugaan suap terkait pencalonannya pada periode kedua. Bupati berlatar belakang kolonel TNI AD itu ditengarai membuat surat yang berisi kesanggupan menyumbang Rp 1 miliar untuk Yayasan Dharmais milik mantan Presiden Soeharto.
Surat tersebut pernah diungkap dalam salah satu berita yang ditulis Udin pada Mei 1996, atau dua bulan sebelum dianiaya orang tak dikenal pada 13 Agustus 1996. Tiga hari kemudian, 16 Agustus 1996, Udin meninggal dunia setelah dirawat di RS Bethesda Jogja.
JOGJA - Desakan agar Polda DIJ menyelidiki latar belakang terbunuhnya wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin dari sisi pemberitaan
- Korban Banjir Rob di Tulang Bawang Terima Bantuan 1 Ton Beras
- Misteri Mahasiswa Unej Ditemukan Tewas Seusai Terjatuh dari Gedung Kampus
- Ngeri, Rem Truk Blong Tabrak Beberapa Kendaraan di Sukabumi, Ibu Hamil Meninggal
- Pemprov Uji Coba Helipad Kantor Gubernur Papua Barat
- Menyamar Jadi Pembeli, Polisi Tangkap Wiraswasta & Mahasiwa Pembawa 2,6 Kg Sabu-Sabu di Siak
- 4 Rumah dan 1 Bengkel di Agam Terkena Longsor, 22 Jiwa Terdampak