Ada Dusta Dibalik Kenaikan BBM

Ada Dusta Dibalik Kenaikan BBM
Ada Dusta Dibalik Kenaikan BBM
JAKARTA - Keputusan pemerintah tentang penurunan harga BBM ternyata tak selamanya disambut positif. Fraksi PDI Perjuangan  di DPR yang selama ini menempatkan diri sebagai oposan pemerintah justru menilai adanya ketidakjujuran dalam penurunan harga BBM jenis permium menjadi Rp 5000 per liter dan solar Rp 4800 per liter.

"Kami menangkap ketidakjujuran pemerintah dalam menurunkan ini. Sekarang harga minyak USD 43 per barel. Dalam hitungan kami premium seharusnya Rp 3570- dibulatkan ke atas Rp 3600. Lantas sisa yang Rp 1400 kemana?" ujar Ketua FPDIP Tjahjo Kumolo dalam jumpa pers FPDIP di DPR RI, Senin (15/12).

Tjahjo menambahkan, saat ini kebutuhan premiun per hari sebanyak 58 juta liter. Jika dikalilkan selisih penurunan harga premium, maka pemerintah masih untung Rp 81,2 miliar per hari. "Kok tega-teganya pemerintah mengambil keuntungan, sekarang ini tidak ada subsidi," tandas Tjahyo.

Mantan politisi politisi Golkar itu menambahkan, jika pemerintah masih berkelit bahwa penurunan harga itu sudah dilakukan secara transparan dan melibatkan konsultan asing, maka DPR masih punya hak untuk mengaudit. Karenanya, sambung Tjahjo, Panitia angket BBM justru harus jalan terus untuk mempertanyakan penurunan harga BBM.

JAKARTA - Keputusan pemerintah tentang penurunan harga BBM ternyata tak selamanya disambut positif. Fraksi PDI Perjuangan  di DPR yang selama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News