Ada Jurus Jitu untuk Bank Genjot Kredit

Berdasarkan hasil analisa Himbara, faktor yang paling elastis atau memengaruhi pertumbuhan kredit adalah tingkat konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
Selain dua variabel ini, faktor lain yang turut berkontribusi membuat naik/turunnya permintaan kredit adalah suku bunga, NPL, dan penjualan ritel.
Himbara juga mengungkapkan bahwa sudah tepat pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus yang diterima masyarakat bawah, yang diberikan kepada pengusaha mikro dan kecil.
Karena dengan stimulus tersebut dapat menggerakkan perekonomian, khususnya mengungkit daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga.
Penurunan bunga acuan sebenarnya juga telah diikuti dengan penurunan suku bunga perbankan. Salah satunya adalah BRI yang sepanjang 2020, telah menurunkan suku bunganya sebesar 75 bps – 150 bps.
Penurunan suku bunga tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dan penyelamatan yang dilakukan oleh BRI terhadap UMKM yang sedang bergelut dengan kondisi pandemi.
Penurunan suku bunga tersebut juga merupakan dampak dari efisiensi yang dilakukan bank, baik dari sisi mobilisasi dana pihak ketiga dan digitalisasi proses bisnis yang dilakukan BRI.
Salah satu bank yang dianggap berhasil mendorong pertumbuhan kreditnya adalah BRI.
Upaya meningkatkan penyaluran kredit perbankan tidak bisa dilakukan melalui formula penurunan suku bunga, dan penyediaan likuiditas bagi bank.
- Pengamat Minta Masyarakat Tak Berspekulasi Soal Gangguan Sistem Layanan Bank DKI
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif
- Menteri ESDM: Mudik 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- BRI Life Beri Perlindungan Double Care untuk Ribuan Pemudik
- Jadi Bank Paling Terdepan, BTN Raih MSCI ESG Ratings AA
- Pilih Mana Celengan atau Rekening Bank untuk Merencanakan Keuangan