Ada Kampanye Negatif Menyudutkan Prabowo, Sufmi Dasco Minta Kader Tak Reaktif
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyesalkan ada video yang diduga bagian dari kampanye negatif untuk menyudutkan bakal calon presiden Prabowo Subianto.
"Saya mengimbau kepada seluruh kader untuk tidak reaktif. Bahwa ini adalah kampanye negatif yang dilakukan untuk calon presiden Gerindra," kata Dasco, Minggu (16/7).
Seperti diketahui, beredar video diduga bagian kampanye negatif jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Di mana terlihat enam orang remaja memakai kaos hitam bertuliskan 'orang baik tidak pilih penculik'.
Enam orang remaja tersebut diduga memakai kaos tersebut di sebuah pusat perbelanjaan atau mal. Bahkan, salah satu remaja tampak bangga memakai kaos tersebut, dengan menaikkan kedua tangannya.
Oleh karenanya, ia mengingatkan untuk semua kader Gerindra baik di tingkat pusat maupun daerah agar senantiasa mengedepankan program partai dan Prabowo Subianto.
Menurut Dasco, dugaan kampanye negatif tersebut merupakan indikasi bahwa citra Prabowo Subianto makin baik di publik.
Tidak heran jika ada pihak-pihak yang tidak suka dengan perolehan elektabilitas Partai Gerindra dan Prabowo Subianto jauh melesat.
"Eektabilitas partai dan calon presiden kita itu terus naik. Saya sampaikan kepada semua kader sekali lagi kita jangan gerasak gerusuk. Harus tetap tenang karena elektabilitas capres kita yang makin tinggi," pungkas Sufmi Dasco.(mcr10/jpnn)
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyesalkan ada video yang diduga bagian dari kampanye negatif untuk menyudutkan Prabowo Subianto
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Prabowo Lantik Pak Basuki Sebagai Kepala Otorita IKN
- Prabowo Beri Tugas Khusus untuk Basuki Hadimuljono
- Pegawai Kemenkomdigi Ditangkap Kasus Judol, Prabowo Harus Panggil Budi Arie
- Heboh Judi Online Pegawai Kemenkomdigi, Prabowo Sebaiknya Memanggil Budi Arie
- Setelah Bertemu Prabowo, Jokowi Ngobrol Rahasia dengan Paslon di Pilwakot Solo Ini
- Menhum Sebut Jakarta Masih Tetap Ibu Kota Negara, Pindah ke IKN Kapan?