Ada Kecemburuan di Kalangan Dokter
Kamis, 04 Oktober 2012 – 13:32 WIB
Itu terlalu subjektif. Dokter itu merupakan sebuah profesi. Tapi kebanyakan kalangan menilai dokter itu sejahtera. Padahal Anda tahu tidak ada dokter spesialis yang tinggal di pelosok bersedia dibayar Rp 2 jutaan? Dokter PNS saja gajinya hanya Rp 5 jutaan per bulan, apa bedanya dengan profesi lainnya. Kalau kemudian ada dokter spesialis yang bisa buka praktik sendiri dan banyak pasiennya, itu kan nasib-nasiban. Karena itu di era SJSN, IDI meminta agar ada pemerataan tarif jasa dokter dengan mempertimbangkan lama kerja dokternya. Tidak seperti sekarang, sama-sama dokter ahli, sama-sama menangani penyakit yang sama, tapi karena kelas rumah sakitnya berbeda, uang yang diterimanya berbeda. Yang begini ini selalu menimbulkan kecemburuan di kalangan dokter.
Dalam rapat dengan Panja Jamkesmas Komisi IX DPR RI, IDI meminta kenaikan tarif dokter ketika BPJS berlaku. Berapa angka idealnya sih Dok?
Pembiayaan dokter kita bagi menjadi dua. Pertama, layanan dokter primer dengan pembayaran pra bayar dengan kapitasi dan remunerasi. Kapitasi dilakukan bisa jumlah penduduknya cukup banyak dan tidak terkendala geografis. Bagi daerah yang penduduknya sedikit digunakan sistem remunerasi.
Kedua, layanan dokter spesialis dengan metode pembayaran remunerasi dan jasa medis. Selama ini jasa dokter hanya dibayar dengan tarif jasa medis yang tidak jelas aturannya. Jadi kalau pemerintah tidak bisa menerapkan sistem remunerasi, maka dokter spesialis harus dibayar dengan tarif jasa medis yang jelas.