Ada Kepentingan Bisnis, Negara Arab Ini Ingin Jadi Broker Perdamaian AS dan Iran
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan bahwa negaranya menggunakan saluran terbuka dengan Washington dan Teheran untuk mendekatkan pandangan Amerika Serikat dan Iran, seperti diberitakan al Jazeera TV, Selasa.
Pernyataan Menlu Qatar itu muncul setelah presiden AS Joe Biden dan emir Qatar bertemu di ruang kerja formal presiden AS --Ruang Oval-- pada Senin (31/1) untuk membahas hubungan bilateral dan masalah-masalah regional yang mendesak.
Al-Thani mengunjungi Iran pada Kamis (27/1), yakni hanya beberapa hari sebelum kunjungan diplomatik emir Qatar ke Washington dan saat upaya Teheran dan negara-negara besar untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 memasuki masa krusial.
Menlu Qatar itu juga mengatakan membatasi masalah pasokan energi Eropa hanya untuk fokus pada krisis Ukraina saat ini adalah "hal yang tidak adil".
Dia menambahkan bahwa "masalah energi global bukan persoalan jangka pendek, melainkan hal yang memerlukan tindakan kolektif untuk diselesaikan."
Qatar, yang merupakan salah satu negara pemasok gas alam cair terbesar di dunia, kemungkinan akan mengalihkan pasokan gasnya ke Eropa jika konflik Ukraina mengganggu pengiriman gas dari Rusia ke benua itu.
Al-Thani menyambut baik janji Biden untuk menunjuk Qatar sebagai sekutu utama AS di luar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (non-NATO).
Al-Thani mengatakan janji itu mencerminkan kekuatan hubungan bilateral dan membuka "peluang kemitraan" antara Qatar dan AS.
Bukan Saudi, tetapi negara Arab inilah yang punya tekad untuk mendamaikan Amerika Serikat dengan Iran
- KTT Asia Timur Tegaskan Komitmen Jaga Perdamaian, Stabilitas, dan Kemakmuran Kawasan
- Setelah Ritual Perdamaian Secara Adat, Keluarga Agustinus Tamo Mbapa dan Bonefasius Radu Pati Menghadap Uskup
- Wamenaker Afriansyah Berharap MoU SPSK RI-Qatar Segera Ditandatangani
- PMKRI Serukan Perdamaian Abadi di Timur Tengah
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- 10 Rekomendasi Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan Kemenag untuk Indonesia Damai