Ada Kesamaan Cerita dari Para Pekerja COVID-19 di Australia dan Indonesia


Bila warga membuka pintu mereka, tim akan mengajukan serangkaian pertanyaan dan menanyakan apakah mereka mau dites COVID-19.
"Jika ya, lanjut pertanyaan selanjutnya. Jika tidak, kami langsung stop. Karena banyak kejadian ada warga yang bersikap agresif," jelas Siska.
Siska mengatakan beberapa warga menempelkan secarik kertas yang ditempelkan di pintu rumahnya dengan menuliskan mereka tidak mau dites.
"Jangan mengetok pintu. Kami tidak akan mau menjalani tes," tulis satu pesan.
"Untuk tim COVID-19, kami sudah menjalani isolasi selama enam bulan. Kami tidak memiliki gejala dan kami mau mengambil resiko dengan kesehatan kami dengan melakukan tes. Tolong jangan ketok pintu," tulis yang lain.
Pemerintah Victoria memberikan bantuan uang bagi mereka yang terpaksa tidak bekerja saat menunggu hasil tes, tapi tetap saja ada warga yang khawatir tidak akan bisa bekerja jika dinyatakan positif COVID-19.
Bulan Juli lalu ada pula laporan jika lebih dari 10 ribu warga Melbourne yang tinggal di kawasan 'hotspot' penularan virus corona menolak dites, karena mereka percaya jika virus ini sebagai sebuah konspirasi.
Anggara Widyartanto sudah menjadi relawan COVID-19 di kota Surabaya sejak awal pandemi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya