Ada Lombok Tahan Sakit dan si Mungil yang Superpedas
Minggu, 21 Juli 2013 – 02:07 WIB
Baca Juga:
’’Penelitian tentang cabai ini intensif saya lakukan ketika saya S3. Penelitian itu saya siapkan untuk disertasi sekaligus membantu penelitian istri saya,’’ paparnya.
Syukur tergolong akademikus yang unik. Dia beristri pemulia tanaman cabai dan tomat. Dalam program doktornya, istri Syukur, Rahmi Yunianti, juga meneliti tentang cabai, khususnya penyakit yang sering menjadi hama tanaman itu. Sayang, Tuhan berkehendak lain. Setahun yang lalu Rahmi dipanggil sang Khalik saat melahirkan anak ketiga mereka.
’’Kami dulu melakukan penelitian bersama tentang cabai. Terutama penyakit-penyakit pada cabai yang kemudian memunculkan varietas unggul baru,’’ terang Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) itu.
M. Syukur layak menyandang sebutan doktor cabai. Bayangkan, sudah 13 tahun pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu meneliti cabai. Termasuk,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408