Ada Lombok Tahan Sakit dan si Mungil yang Superpedas
Minggu, 21 Juli 2013 – 02:07 WIB
’’Penyakit ini biasanya menyerang cabai yang hampir merah. Sungguh membuat petani dongkol,’’ terangnya. Di Indonesia penyakit inilah yang paling ditakuti petani cabai.
Selain kebal penyakit, varietas baru temuan Syukur dan timnya juga memiliki keunggulan lain. Misalnya IPB CH3 yang memiliki produktivitas tinggi dengan potensi panen 1,11 kg per tanaman. Umur panen lebih cepat dan memiliki tingkat kepedasan empat 4 kali dibanding cabai biasa.
’’Daya simpannya juga lebih lama dibanding cabai biasa. Sehingga tidak mudah busuk. Bisa disimpan hingga dua minggu,’’ jelasnya lagi.
Cabai Hibrida IPB CH3 lebih cocok ditanam di lahan yang luas. Hal itu agar proses tanam dan perawatannya lebih maksimal. Maklum, benih cabai yang satu ini termasuk mahal harganya, sehingga perlu kehati-hatian untuk memperlakukannya.
M. Syukur layak menyandang sebutan doktor cabai. Bayangkan, sudah 13 tahun pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu meneliti cabai. Termasuk,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408