Ada Monopoli Konsultan demi Bantuan DAK
Selasa, 15 Desember 2009 – 08:21 WIB
"Saya kira, tidak ada yang gratis mas. Kalau kemudian kita tidak meminta dana kepada pihak sekolah, dari mana kita mendapatkan untuk biaya administrasinya. Seperti materai dan lain sebagainya," pungkasnya.
Sementara itu, dugaan monopoli oleh seorang konsultan ditanggapi serius kalangan LSM. Ketua LSM SANGO Dayat mengatakan, jika ada konsultan yang memegang sampai 25 proyek DAK patut dipertanyakan. Apalagi, kata dia, sampai memegang 99 sekolah.
"Seberapa banyak tenaga ahli yang dipunyainya. Jika satu atau dua tenaga, maka patut dipertanyakan rasio kemampuannya. Saya khawatir memang ada kekuatan lain alias kongkalikong dari awal yang mengatur soal ini," katanya.
Untuk itu, Dayat menyarankan sudah sewajarnya jika pihak terkait bisa memberi penjelasan detil soal keterlibatan konsultan. Sebab, akunya, jika dibiarkan akan menjadi preseden buruk dalam hal penanganan proyek DAK di sekolah. (c26/aj)
SUMENEP-Monopoli konsultan pada program bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) sulit dibantah. Pasalnya, salah satu konsultan, Ahmad Khuzairi, mengakui
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa, Oknum Kades di Jember Ditahan Polisi
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Dor! Mulyono Ditembak Tim Polda Riau, Dia Bawa Sabu-Sabu Senilai Rp 30 Miliar
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Putus Total, Ini Alternatifnya
- 22 Los Pedagang di Pasar Pelelangan Ikan Sodoha Kendari Terbakar, Penyebab Masih Diselidiki
- Catat ya, PPPK Bukan Sekadar Pengganti Baju Honorer