Ada Peluang 67 Persen DOB Digabung ke Daerah Induk
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah mencatat, sejak reformasi 1999 hingga 2014, sudah dibentuk 223 daerah otonom baru (DOB) hasil pemekaran.
Namun, dari jumlah tersebut, 67 persen dinilai masih belum berhasil mewujudkan tujuan dari dilakukannya pemekaran.
Yaitu, mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
"Jadi 67 persen memang tidak memuaskan. Hanya sekitar 33 persen yang memenuhi harapan. Itu hasil evaluasi. Pemekaran itu kan tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono di Jakarta, Kamis (24/8).
Melihat fakta tersebut, Sumarsono membuka kemungkinan daerah-daerah yang dinilai gagal bakal kembali digabungkan ke daerah induk.
Namun, sampai saat ini, penggabungan kembali daerah otonom baru belum pernah dilakukan.
Sebab, 67 persen daerah yang dimaksud belum masuk kategori gagal.
"Sangat dimungkinkan (untuk digabungkan kembali) karena undang-undang (Nomor 23/2014 tentang Pemda) membuka ruang untuk itu. Cuma pemerintah belum memiliki data mana yang akan digabungkan. Itu yang 67 persen bukan enggak berhasil, tapi tidak mencapai harapan. Artinya tingkat efektivitasnya kurang. Nah, kalau gagal itu nilainya nol, baru (digabungkan,red)," pungkas Sumarsono.(gir/jpnn)
Pemerintah mencatat, sejak reformasi 1999 hingga 2014, sudah dibentuk 223 daerah otonom baru (DOB) hasil pemekaran.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Fadel Muhammad Ingin Boliyohuto jadi Kabupaten Baru di Provinsi Gorontalo Bisa Terwujud
- Kampanye di Kotamobagu, Anies Pertimbangkan Pemekaran Bolaang Mongondow Raya Jadi Provinsi Baru
- Dukung Pembentukan Cianjur Selatan, Syarief Hasan Minta Moratorium Pemekaran Ditinjau Ulang
- Panglima Separatis: Otsus dan Pemekaran Hanya Menyengsarakan Rakyat Papua
- NasDem: Anies Siap Mendukung Pemekaran Kalbar
- Soal Usulan Pemekaran Kabupaten/Kota di Papua Barat, Ketua Komisi II DPR Bilang Begini