Ada Penampakan Nyai Roro Kidul di Museum Basoeki Abdullah, Unik!
jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 40 karya lukisan, patung, fotografi hingga instalasi dipamerkan di Museum Basoeki Abdullah selama sebulan penuh, mulai 25 September hingga 25 Oktober. 40 karya seni ini merupakan nominator kompetisi Basoeki Abdullah Art Award ketiga (BAAA #3) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mereka terjaring dari 263 judul karya para perupa usia 17-30 tahun, dengan jumlah peserta 219 orang se Indonesia.
Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah mengatakan, tema yang diusung dalam kompetisi BAAA #3 adalah Re-Mitologisasi. Tema ini dipilih karena mitos memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya diartikulasikan sebagai sebuah kepercayaan khayali yang menyandera hidup manusia. Mitos tak sekadar berfungsi sebagai impian dan fantasi.
"Mitos secara nyata telah dianggap mengawali sejarah pemikiran. Seperti halnya agama, mitos butuh kepercayaan penuh untuk menghidupkan berbagai hal di antara kita," kata Maeva, Sabtu (28/9).
Dia menambahkan, dari 40 karya tersebut, telah dipilih lima terbaik dan masing-masing mendapatkan hadiah Rp 25 juta.
Karya berjudul The Appropriation of Basuki Abdullah's Nyai Roro Kidul. Foto: Mesya
Sementara, Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Sri Hartini mengungkapkan, BAAA #3 sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk mengeksplorasikan diri di tengah minimnya kompetisi serupa bagi generasi milenial. Bakat dan ide kreatif mereka telah diuji melalui proses kreatif dalam sebuah kompetisi yang mempunyai tingkat daya saing lebih beragam.
"Manusia-manusia unggul tidak hanya lewat pengetahuan tapi bisa lewat ketrampilan para perupa. Kompetisi ini juga untuk menyiapkan maestro-maestro perupa," ucapnya.
Dari 40 karya yang dipamerkan, ada satu karya perupa muda berjudul The Appropriation of Basuki Abdullah's Nyai Loro Kidul menarik perhatian pengunjung. Alfiah Rahdini, sang perupa muda mencoba menggambarkan sosok mitologi yang dibuat Basoeki Abdullah pada 1950 dalam gubahan patung atau tiga dimensional dengan gesture serupa. Namun mendapatkan sensor karena ada stigma publik mengenai patung sebagai sesembahan dan tubuh perempuan adalah aurat yang harus ditutup.
Karya perupa muda Alfia Rahdini berjudul The Appropriation of Basuki Abdullah's Nyai Roro Kidul menarik perhatian pengunjung museum Basoeki Abdullah.
- Inovasi Kemandirian Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat untuk Deteksi Penyakit Infeksi
- Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik Demi Kemandirian Bangsa
- Lewat Program 2 Ini, Ribuan Siswa di Papua dan 3T Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkualitas
- Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa
- Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru Menjadi Pilar Penting Merdeka Belajar
- Kemendikbudristek Mempercepat Digitalisasi Pendidikan Lewat Platform Teknologi