Ada Penjahit Tunarungu Indonesia di Balik Busana Berkelas Internasional

Ada Penjahit Tunarungu Indonesia di Balik Busana Berkelas Internasional
Ada Penjahit Tunarungu Indonesia di Balik Busana Berkelas Internasional

"Ada tantangan, yakni kesulitan komunikasi. Kalau ada order belum bisa telepon, menghubungi, belum bisa," ujar Ninik, yang lulusan sekolah tata busana.

"Sulit membicarakan baju yang dijahit. Semuanya lewat gambar," kata Puput.

Kesempatan yang didapatkan para perempuan komunitas Gerkatin ini berawal dari sosok Franka Soeria, yang merupakan pendiri label Markamarie dan Jakarta Modest Fashion Week.

"Awalnya kami mau buat CSR [tanggung jawab sosial dari sebuah perusahaan], lalu terpikir kenapa enggak sekalian melibatkan teman-teman difabel?," ujarnya yang kini menetap di Turki.

Lewat seorang rekannya, Franka kemudian menemukan perempuan penjahit dari komunitas Gerkatin dan niatan itupun lalu berkembang.

Ada Penjahit Tunarungu Indonesia di Balik Busana Berkelas Internasional Photo: Franka Soeria, pendiri JMFW, fasilitasi penjahit bisu tuli untuk berkarya. (ABC; Nurina Savitri)

"Kenapa enggak ajak mereka untuk produksi buat label kami? toh hasil karya mereka juga bagus setelah kami amati," ujarnya.

Franka tak memungkiri, dengan produksi skala rumah tangga yang biasa dilakukan, Ninik dan rekan-rekannya membutuhkan penyesuaian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News