Ada Penumpang Sakit Keras, Garuda Ogah Mendarat Darurat...Innalillahi
Meski begitu, penerbangan tetap dilanjutkan ke Melbourne. Hingga akhirnya, pesawat mendarat Sabtu (15/10) pukul 09.10 LT di Bandara Internasional Melbourne.
Sampai di sana, ternyata penumpang dilarang turun. Begitu pintu dibuka, polisi dan paramedis langsung masuk.
”Namun, penumpang yang sakit sudah meninggal,” ungkapnya. Hal itu tentu sangat disayangkan. Sebab, ada kesempatan mendarat darurat. Apakah itu di Surabaya atau Denpasar.
Atau, bahkan return to base ke Cengkareng. ”Apabila pesawat langsug divert, kemungkinan penumpang yang sakit tersebut masih bisa diselamatkan,” tegasnya.
Dia menduga ada pelanggaran SOP dalam insiden tersebut. Menurut dia, SOP di dunia penerbangan mewajibkan pesawat harus divert ke bandara terdekat bila ada penumpang dalam kondisi darurat.
Misalnya, yang terjadi pada penerbangan Airbus A380 SQ rute Sydney–Singapura pada 2012. Pesawat mendarat darurat di Bandara Soekarno-Hatta karena ada penumpang yang sakit serius meski hanya 50 menit lagi tiba di tujuan bila dilanjutkan.
Direktur Keselamatan Penerbangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nasir Usman mengamini hal tersebut.
Dia mengatakan, dalam SOP-nya ada ketentuan untuk mendarat darurat sesuai jenis pesawatnya bila ada penumpang yang mengalami gangguan kesehatan. Itu sekiranya tidak bisa ditangani semua kru atau penumpang lain yang mampu.
JAKARTA – Diduga telah terjadi pelanggaran standard operating procedure (SOP) penerbangan yang dilakukan pilot Garuda Indonesia rute Jakarta–Melbourne.
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan