Ada Retakan Baru di Ponorogo, 269 Jiwa Diungsikan
jpnn.com, JAKARTA - Ancaman longsor belum hilang di Ponorogo, Jawa Timur. Pada saat yang bersamaan proses evakuasi 25 korban longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung masih dilakukan, tanah retak kembali terjadi di wilayah lainnya.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, tanah retak disertai bunyi gemuruh menyebabkan warga panik di Dusun Watu Agung, Desa Dayakan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo pada Rabu (5/4) pukul 16.00 Wib.
Sebanyak 78 KK yang terdiri dari 269 jiwa langsung diungsikan ke tempat yang lebih aman di empat titik.
“Warga masih belum berani kembali kerumahnya. Mereka takut akan terjadi longsor seperti yang terjadi di Desa Banaran," ujar Sutopo, Jumat (7/4).
Tanah retak di Dusun Watu Agung semula lebarnya 30 cm, tepatnya di lingkungan Salam. Tanah retak terus melebar. Hingga saat ini keretakan tanah ada yang mencapai lebar 1 meter dengan kedalaman kurang lebih 3 meter dan ketinggian 300 meter.
Makin melebarnya retakan tanah menyebabkan masyarakat takut akan adanya longsor, sehingga masih bertahan di pengungsian. Beberapa dinding rumah juga dilaporkan telah terjadi keretakan akibat tanah yang bergerak.
BPBD Kabupaten Ponorogo telah menghimbau secara resmi melalui Camat Badegan, agar warga tetap waspada dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"BPBD telah menyiapkan tenda pengungsi dan kebutuhan logistik yang diperlukan. Saat ini masyarakat patuh dengan himbauan tersebut. 269 jiwa mengungsi," jelasnya.
Ancaman longsor belum hilang di Ponorogo, Jawa Timur. Pada saat yang bersamaan proses evakuasi 25 korban longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung
- 4 Rumah dan 1 Bengkel di Agam Terkena Longsor, 22 Jiwa Terdampak
- Bencana Longsor di Temanggung Tewaskan Satu Warga
- 3 Perusahaan Tambang Dipanggil Polisi Buntut Banjir Bandang dan Longsor di Sukabumi
- Banjir di Bangli Menewaskan Seorang Bocah Tewas
- BPBD Minta Warga Manggarai Waspada Banjir dan Longsor
- 2 Korban Banjir dan Longsor di Sukabumi Belum Juga Ditemukan