Ada Sejumlah Kekhawatiran di Balik Tren Avatar Buatan Lensa

Mengapa seniman marah?
Aplikasi Lensa belajar dari seni yang sudah ada, yang oleh sebagian orang di media sosial dituding sama halnya dengan mencuri.
Beberapa bahkan menunjukkan gambar yang dihasilkan Lensa memiliki coretan yang mirip dengan tanda tangan.
Pakar kekayaan intelektual dari Australian National University (ANU), Surend Dayal, mengatakan kepada Radio ABC bahwa tidak banyak yang bisa dilakukan seniman yang khawatir karya mereka digunakan untuk mencari untung oleh aplikasi seperti Lensa.
"[Para seniman] pasti memiliki hak kepemilikan atas karya aslinya. Pertanyaannya adalah apakah mereka memiliki klaim kepemilikan atas karya yang dihasilkan AI," katanya.
"Saat ini, akan sulit untuk menjawabnya."
Apa tanggapan Prisma Labs?
Di unggahan akun Twitter-nya, Prisma membela teknologi AI yang menghasilkan gaya artistik yang mirip dengan manusia.
"AI mampu menganalisis dan belajar dengan cepat dari kumpulan data besar, tetapi tidak memiliki tingkat perhatian dan apresiasi yang sama terhadap seni seperti manusia," kata Prisma.
"AI menghasilkan gambar unik berdasarkan prinsip yang berasal dari data, tetapi tidak dapat menghasilkan ide dan membayangkan sesuatu sendiri."
Mungkin Anda sudah mencobanya: membuat avatar dengan aplikasi Lensa yang dibantu 'artificial intelligence'
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara
- 'Selama Ini Ternyata Saya Dibohongi': Kerugian Konsumen dalam Dugaan Korupsi BBM
- Ray Dalio Sebut AI Teknologi Dahsyat, Sony Subrata: Indonesia Harus Tanggap