Ada Skenario Calon Tunggal di Pilkada Jakarta 2024, Bang Jeirry Meradang
“Nanti kita akan lihat bahwa orang-orang yang akan dicalonkan kemungkinan besar memiliki kedekatan dengan para penguasa ini, baik pengusaha negara maupun pengusaha parpol.”
Karena itu, kata Jeirry, mereka cenderung mengambil jalan pintas dengan menghalangi calon baik yang memiliki elektabilitas tinggi.
Lebih lanjut dikatakan, fenomena calon tunggal adalah kecelakaan sejarah.
Sebab dibolehkannya calon tunggal dalam Pilkada membuka ruang bagi partai politik dan elite politik untuk mengatur siasat agar calon kepala daerah bisa mereka tentukan. Bukan lagi ditentukan oleh rakyat melalui Pilkada.
“Artinya dukungan partai terhadap paslon dibuat dalam koalisi gemuk sehingga yang muncul hanya bisa satu paslon.”
Fenomena ini, menurut Jeirry Sumampow, ditunjang dengan syarat rekomendasi partai politik harus dari pimpinan pusat parpol.
Akibatnya proses penjaringan dan pencalonan dari bawah yang dilakukan di daerah, tidak lagi bermakna. Sebab semua ditentukan oleh pusat.
Pimpinan pusat, kata Jeirry, bahkan bisa menetapkan calon yang tidak mengakar dan tidak dikenal rakyat di daerah itu untuk menjadi calon tunggal dengan dukungan koalisi parpol mayoritas yang ditentukan oleh pusat.
Jeirry Sumampow mengomentari kemungkinan Pilkada Jakarta 2024 diikuti calon tunggal, yang bakal melawan kotak kosong.
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Konon Pertemuan Prabowo dengan Ketum Partai KIM Plus Membahas Politik Kebangsaan
- Hasil Pilkada 8 Daerah dengan Calon Tunggal Digugat ke MK, Pertanda Apa?
- Ridwan Kamil Bantah Diperintah Prabowo Tidak Menggugat Hasil Pilkada
- Ridwan Kamil: Tidak Ada Kata Akhir Dalam Pengabdian Kepada Bangsa dan Negara
- Ridwan Kamil Ungkap Alasan Batal Mengajukan Gugatan ke MK, Ternyata..