Ada Sosok Perempuan Mualaf di Balik Penutupan MTQN ke-30 yang Sukses Pecahkan Rekor MURI
Mei meyakini tidak boleh ada batasan pada kreativitas.
Pertunjukan drone dapat digunakan pada berbagai kesempatan dan tidak terbatas pada festival, peluncuran produk, acara perusahaan, konser, perayaan, hari jadi, acara peringatan..
“Dengan pertunjukan grafis terbesar di langit, kami ingin membuka mata dunia bahwa Indonesia mampu menghadirkan inovasi yang menggabungkan teknologi dan budaya dalam satu harmoni yang indah,” ujar Mei dengan penuh harap.
Ketua Regional Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) Kaltimtara Ismail Fahmy Almadi yang turut mengoordinasikan aspek teknis mengungkapkan pertunjukan ini juga menjadi momen edukasi bagi generasi muda.
Banyak mahasiswa teknik lingkungan yang terlibat dalam proses persiapan dan pelaksanaan, belajar langsung tentang penggunaan teknologi drone dalam skala besar.
“Meski sempat menghadapi kendala bahasa dengan tim teknis dari Singapura, kami berhasil mengatasi semua tantangan dan menampilkan pertunjukan yang tidak hanya indah, tetapi juga aman dan sesuai rencana,” jelas Ismail.
Formasi-formasi drone tidak hanya menampilkan lafaz Allah dan Muhammad, tetapi juga berbagai simbol lainnya, seperti logo MTQ dan burung Garuda yang mengepakkan sayapnya di langit Samarinda.
Ribuan penonton terpesona melihat perkembangan teknologi yang mampu menghadirkan hiburan visual dalam bentuk yang sangat modern dan futuristik.
Di balik pertunjukan ratusan drone yang memukau di acara penutupan MTQN ke-30 yang sukses pecahkan rekor MURI terdapat sosok perempuan mualaf yang inspiratif
- BAZNAS Inisiasi Zakat untuk Akses Al-Qur'an Bagi Disabilitas
- Pemanfaatan Drone dalam Sektor Pertambangan Semakin Dilirik
- Membentuk Peta Daerah dari Nasi Tumpeng, Pemkab Karawang Raih Rekor MURI
- Sekda Kaltim Targetkan 5 Sukses Penyelenggaraan MTQ Nasional ke-30
- King Royal Pride 2024 Cetak Rekor MURI Pelukisan Graffiti Serentak 100 Kota
- Festival Graffiti Internesional IV: King Royal Pride 2024 Cetak Rekor MURI