Ada Sosok-sosok ini Di Balik Pengumpulan Ayat Al Quran

Ada Sosok-sosok ini Di Balik Pengumpulan Ayat Al Quran
Satu di antara tulang koleksi Zaid bin Sabit saat mengumpulkan mushaf Quran. Foto: Public Domain

Ayahnya wafat ketika ia berusia 11 tahun. Sumber lain menyebut 6 tahun. Ibunya Nawar binti Malik bin Muawiyah bin Adi bin Amir bin Ghanm bin Adi dan berasal dari Bani Najjar.

“Ia cerdas dan sangat memahami bahasa asing. Sebuah kisah meriwayatkan, bahasa Yahudi dipelajarinya dalam waktu 17 hari. Keluasan ilmu pengetahuannya, membuat ia dijuluki ulama masyarakat,” tulis Ali As-Sahbuny.

Dikenal juga sebagai ahli ilmu faraid—pembagian harta pusaka.  Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah dan Ahmad bin Hanbal, rasulullah bersabda, “yang paling ahli dalam ilmu faraid di antara kalian adalah Zaid bin Sabit.”

Sejak muda, Zaid bin Sabit sudah hafal surah yang diturunkan kepada Muhammad ketika berada di Madinah.

Abdullah bin Abbas yang dikenal sebagai bapak para mufasir Al Quran, sering mendatangani rumah Zaid bin Sabit untuk berguru.

“Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi,” jawab Ibnu Abbas ketika ditanya orang kenapa ia sering datang ke rumah Zaid, sebagaimana dikisahkan Ali As-Sahbuny.

Hubungan itu hangat. Suatu ketika, Abdullah bin Abbas memegang pelana kuda yang akan dinaiki Zaid. Zaid mencegahnya karena hal itu dipandang terlalu memuliakannya. Ibnu Abbas menjawab, “beginilah caraku memuliakan ulama.”

Kemudian Zaid mengambil tangan Ibnu Abbas dan menciumnya sambil berkata, “beginilah kami disuruh memuliakan keluarga nabi kami.”

Zaid bin Sabit diangkat menjadi sekretaris Nabi Muhammad untuk menulis wahyu yang turun. Juga bertugas menulis surat-surat kepada orang Yahudi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News