Ada Usul Lain untuk Pembatasan BBM Bersubsidi, Lebih Efektif Anti Kebocoran Data
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra T.G Talattov menilai pembatasan pembelian BBM bersubsidi berbasis data rumah tangga yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Sebab, data itu akan memperlihatkan kemampuan ekonomi, penghasilan atau pengeluaran dari masing-masing rumah tangga.
Head of Center of Food, Energy and Sustanaible Development INDEF itu mengatakan program pendataan berbasis rumah tangga juga lebih efektif, lebih tepat sasaran, dan potensi penghematan konsumsi jauh lebih besar dibandingkan hanya berbasis kendaraan.
Abra menyebut masyarakat yang penghasilannya mepet di atas UMR masih dapat membeli BBM bersubsidi.
Di sisi lain, subsidi dapat tepat sasaran ke rumah tangga layaknya bantuan perlindungan sosial lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Kartu Sembako.
"Itu akan jauh lebih efektif dan menghindari terjadinya kebocoran data," ujar Abra di Jakarta, Selasa (12/7).
Kendati demikian, program ini membutuhkan waktu jangka panjang untuk proses eksekusinya. Pemerintah perlu menyiapkan data, melakukan sinkronisasi hingga menyiapkan mekanisme penyaluran.
Hal itu, kata Abra, alasan inilah yang belum membuat pemerintah mengambil opsi ini.
Ada cara agar BBM bersubsidi tepat sasaran ke rumah tangga layaknya bantuan perlindungan sosial
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Jelang Nataru, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Cek Lembaga Penyalur BBM & LPG di Seluruh Wilayah