Ada Usul Pemungutan Suara Lewat Pos, Partai Garuda: Sulit
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai usulan pemungutan suara di Pemilu 2024 di seluruh Indonesia dilakukan via pos rawan disalahgunakan.
Adapun usulan itu menyeruak lewat Komas HAM.
"Sepertinya sulit dilaksanakan, karena surat suara berpindah tangan tanpa pengawalan, sehingga akan berpotensi terjadinya penyalahgunaan," ungkap Teddy, di Jakarta, Jumat (11/11).
Menurutnya, saat ini sistem pengiriman surat suara masih banyak disalahgunakan. Padahal, surat suara dari setiap TPS yang masuk dan disegel dalam kotak, yang dijaga 24 jam, yang dicek secara berjenjang hingga sampai ke provinsi.
"Masih saja kecolongan, terjadi penyalahgunaan, bagaimana jika yang tidak terjaga 24 jam? Tentu sangat terbuka potensi penyalahgunaan," beber Teddy.
Selain itu, semua sudah terbiasa mengirimkan sesuatu secara digital, lalu harus mengirimkan surat suara secara fisik melalui pos.
"Tentu akan menurunkan tingkat pemilih, karena malas untuk proses memilih dan harus mengirimkan sendiri ke tempat pengiriman. Ini membutuhkan effort lebih," ujar Teddy.
Jubir Partai Garuda itu mengatakan yang paling mudah adalah pemilihan menggunakan teknologi, yang tidak membutuhkan banyak tindakan, yang bisa dilakukan masyarakat.
Waketum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi menilai usulan pemungutan suara melalui pos rawan disalahgunakan
- KPU Sukabumi Ungkap Penyebab Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024
- Rommy Minta Pengurus Partai Tobat, Wasekjen PPP Bereaksi Begini
- Hadiri HUT ke-60 Golkar, Bamsoet Apresiasi Prabowo Dukung Perubahan Sistem Demokrasi
- Mardiono: Kader PPP Menyalahkan Kekurangan Logistik Pas Kalah Pemilu 2024
- Polres Rokan Hulu Gelar Apel Pengamanan Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pilkada
- Sebanyak 26 TPS di Papua Segera Gelar PSU