Ada Usulan Syarat WHV Diubah, Petani di Australia Barat Jadi Takut Kekurangan Pekerja
Para petani di Australia Barat yang bergantung pada tenaga kerja musiman akan punya tantangan baru kalau mau mempertahankan bisnis mereka.
Mereka sedang khawatir jika aturan kerja bagi 'backpacker' serta skema kerja bagi warga dari Kepulauan Pasifik akan diubah, karena ini bisa mempengaruhi jumlah tenaga kerja.
Setelah melewati proses peninjauan terhadap sistem migrasi Australia, ada rekomendasi agar pemerintah Austalia membatasi masa berlaku Working Holiday Visa (WHV) menjadi hanya satu tahun.
Hal ini lebih diusulkan ketimbang memberikan kesempatan kepada peserta WHV untuk memperpanjang visa mereka, kalau bekerja di bidang yang memenuhi syarat selama 88 hari di wilayah regional.
Rekomendasi ini muncul setelah ada penyelidikan yang menyoroti eksploitasi para peserta WHV.
Meski Pemerintah Australia belum mengambil keputusan dari rekomendasi ini, skema Mobilitas Buruh Australia dengan peserta warga dari kepulauan Pasifik (PALM) sudah pasti akan berubah.
Perubahan tersebut mengharuskan pekerja di Kepulauan Pasifik untuk diberikan minimal 30 jam kerja setiap pekannya.
Dampaknya bagi petani
Sebanyak 50 persen dari tenaga kerja salah di kebun pisang milik Doriana Mangili di Australia Barat adalah peserta WHV.
Kalau aturan WHV Australia jadi diubah, para petani khawatir mereka akan kekurangan pekerja karena orang-orang akan berhenti datang ke kawasan regional Australia Barat
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Pupuk Indonesia Tegaskan Dukung Swasembada Pangan di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Polres Inhu Menanam Cabai Dukung Program Asta Cita terkait Ketahanan Pangan
- Lumbung Pangan Group Luncurkan Beras Premium Petani Indonesia Hebat