Ada Yang Ingin Pisahkan PAN dari Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Beberapa hari terakhir beredar di media sosial pernyataan Partai Amanat Nasional (PAN) soal sikap politiknya.
Dalam pernyataan itu, terdapat sikap penolakan terhadap salah seorang cagub dalam Pilkada DKI, lalu ada penolakan pembubaran ormas tanpa pengadilan, serta menolak Presidential Threshold (PT) sebesar 20%.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal DPP PAN Eddy Soeparno mengatakan pernyataan tersebut bukan sikap resmi yang dirilis partainya.
"Saya menduga yang membuat dan memviralkan konten tersebut bukan kader PAN," kata Eddy.
Menurutnya, bisa saja ada pihak-pihak tertentu yang ingin "memanas-manasi" hubungan PAN dengan pemerintah.
Ketika PAN berbeda pandangan dengan partai-partai pendukung pemerintah lainnya, terkesan ada pihak yang ingin mengeruhkan suasana.
Padahal, lanjutnya, dalam demokrasi berbeda pendapat dan pemikiran sangat lazim.
"Inilah bunga-bunga demokrasi, sehingga perbedaan tersebut jangan dilihat sebagai pembangkangan terhadap komitmen awal PAN terhadap pemerintah, namun sebagai masukan yang patut dipertimbangkan. Di sinilah dituntut kearifan kita dalam berpolitik ketika menyikapi sudut pandang yang belum sejalan dengan parpol koalisi pemerintah. Dalam satu rumah saja, saudara sedarah daging belum tentu akur selamanya. Namun perbedaan ini tidak lantas menjadikan mereka mantan kakak atau adik," jelasnya.
Beberapa hari terakhir beredar di media sosial pernyataan Partai Amanat Nasional (PAN) soal sikap politiknya.
- Dilantik Jadi Anggota DPR RI, Putri Zulkifli Hasan Bakal Perjuangkan Pengembangan UMKM
- PAN Deklarasikan Calon Kepala Daerah di Banten, Berikut Daftar Lengkapnya
- Soal Pilkada Jakarta 2024, KIM Ingin Bersatu, Tetapi Tak Masalah Kalau Beda Jalan
- PAN Buka Peluang Dukung Anies, Asalkan Zita Anjani Jadi Cawagub Pendamping
- Spanduk PAN Dukung Irjen Ahmad Luthfi Pimpin Jateng Penuhi Jalan Gajahmada Semarang, Ternyata..
- DPW dan DPD PAN Papua Selatan Dukung Zulhas Kembali Memimpin