Ada yang Patah Kaki dan Terluka Parah
’’Menyelamatkan satwa tidak kalah penting dari menyelamatkan manusia,’’ tandasnya.
Apalagi, tidak sedikit warga yang tinggal di sekitar Gunung Agung yang mengandalkan hewan ternak sebagai sumber mata pencaharian.
Maka menyelamatkan hewan-hewan itu berarti juga menyelamatkan penghidupan pengungsi.
Dengan begitu, kegusaran pengungsi berkurang. Hewan ternak sudah aman. Demikian pula hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Mereka tidak perlu lagi bolak-balik ke rumah untuk memberi makan apabila hewan peliharaan sudah dievakuasi.
Begitu tiba di Dusun Geliang, Femke bersama tujuh sukarelawan yang ikut bergerak hari itu langsung menyebar. Mereka menaruh makanan hewan di setiap rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya.
Dari perbatasan dusun dan hutan, para relawan bergerak cepat. Tidak boleh berlama-lama berada di zona bahaya.
Namun, mereka juga harus memastikan setiap hewan yang diselamatkan tidak disengat terik matahari berjam-jam.
Menyadari kondisi sekitar Gunung Agung yang semakin buruk, Artana pun menghubungi relawan penyelamat hewan.
- Lereng Gunung Agung Terbakar, Petugas Kesulitan Memadamkan Api
- Tersesat di Gunung Agung, WN Amerika Serikat Dievakuasi Basarnas Bali
- WN Rusia Ini Berbuat Tak Senonoh di Puncak Gunung Agung, Keterlaluan
- Pekik Merdeka di Puncak Pulau Dewata Pada Hari Pertama 2022
- Malam Tahun Baru, Hasto Mendaki Gunung Agung Mendoakan Bu Mega dan Pak Jokowi
- Menakjubkan, Gunung Agung Berpayung Awan, Semoga Pertanda Baik