Ada yang Patah Kaki dan Terluka Parah

Ada yang Patah Kaki dan Terluka Parah
Femke Den Haas mengevakuasi anjing yang ditinggalkan pemiliknya di Dusun Geliang, Karangasem, Bali, pada Kamis lalu (7/12). Foto: Syahrul Yunizar/Jawa Pos

’’Ayo, anjingnya jangan sampai kepanasan terlalu lama,’’ ujar Femke sembari menuangkan pakan hewan dari karung ke ember-ember kecil.

Satu per satu rumah disinggahi. Ketika melihat hewan telantar, mereka langsung berkoordinasi dengan Artana. Itu dilakukan untuk memastikan hewan tersebut tidak bertuan.

Salah satu prinsip para relawan adalah tidak sembarangan membawa hewan dari rumah atau kampung yang ditinggalkan pengungsi. Jika tidak ada izin, mereka tidak membawa hewan tersebut.

Hanya, mereka menyiapkan pakan supaya hewan-hewan itu tidak kelaparan. Prinsip tersebut bisa mereka dobrak jika menemukan hewan dalam kondisi gawat.

’’Misalnya, sakit parah dan harus cepat diobati,’’ ucap Femke.

’’Tapi, kami tinggalkan stiker. Supaya pemiliknya bisa menghubungi kalau merasa kehilangan. Jadi, mereka tidak bingung cari,’’ beber perempuan yang aktif menjadi relawan penyelamat satwa di Indonesia sejak 2002 itu.

Sepanjang misi penyelamatan di sekitar Gunung Agung, dia sudah melihat banyak hewan tidak berdaya karena ditinggal warga.

Bahkan, ada yang patah kaki dan terluka parah. Ada pula anjing kelaparan yang diselamatkan Femke dan timnya.

Menyadari kondisi sekitar Gunung Agung yang semakin buruk, Artana pun menghubungi relawan penyelamat hewan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News